Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) optimis dapat menyalip kapitalisasi pasar (Market Capitaization) DBS Group Holding (DBS) dan PT Bank Central Asia Tbk (BCA) di kawasan Asia Tenggara pada tahun 2022 mendatang, dari posisi BRI saat ini yang berada diposisi kelima.
Saat ini posisi kapitalisasi pasar di peringkat pertama masih diduduki oleh DBS dengan kapitalisasi pasar Rp645 triliun, kemudian BCA diposisi kedua dengan kapitalisasi Rp540 triliun. Sementara posisi ketiga ditempati oleh OCBC dengan nilai kapitalisasi pasar Rp528 triliun, disusul UOB dengan kapitalisasi pasar Rp447 triliun, dan BRI di posisi kelima dengan kapitalisasi Rp438 triliun.
Direktur Strategi Bisnis dan Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk (BRI), Haru Koesmahargyo mengatakan, dengan menyalip kapitalisasi pasar DBS dan BCA di Asia Tenggara, maka perseroan meyakini, hal tersebut akan ikut mendongkrak kepercayaan investor terhadap Bank BRI.
Bank BRI optimis dapat menguasai kapitalisasi pasar di Asia Tenggara hingga menembus angka Rp700 triliun di tahun 2022 mendatang. Untuk mengejar angka kapitalisasi pasar tersebut, dibutuhkan waktu. Pihaknya mengaku akan melakukannya secara bertahap sampai dengan lima tahun ke depan.
“Aspirasi BRI ke depan, kami ingin menjadi bank dalam jangka panjang ingin menjadi pemain di Asia Tenggara dalam hal kapitalisasi pasar. Mudah-mudahan di 2022 menjadi kami menjadi nomor satu. Jadi masih ada diatasnya yaitu DBS, BCA, OCBC,” ujar Haru di Gedung BEI, Jakarta, Kamis, 25 Januari 2018.
Asal tahu saja, sejak melakukan stock split kedua pada pertengahan November 2017, harga saham Bank BRI mengalami peningkatan cukup signifikan.
Pada perdagangan saham perdana sejak stock split kedua November lalu, harga saham Bank BRI per lembarnya berada di angka Rp3.280 dan pada penutupan perdagangan bursa pada hari Selasa lalu (23/01), saham BBRI menyentuh harga Rp3.920 per lembar saham, yang berarti dalam kurun waktu 2 bulan, harga saham BBRI telah meningkat 19,5 persen.
Kinerja perseroan yang semakin cemerlang diyakini akan mendorong kapitalisasi pasar cepat tercapai. Terlebih, BRI berhasil membukukan laba bersih konsolidasi sebesar Rp29,04 triliun di sepanjang tahun 2017, atau tumbuh 10,7 persen dalam setahunan (year on year/ YoY) dari tahun 2016 lalu yang hanya meraih Rp26,23 triliun. (*)
Poin Penting Pemerintah memastikan formulasi UMP 2026 telah memasukkan indikator ekonomi seperti inflasi, indeks alfa,… Read More
Poin Penting Modal asing masuk Rp3,98 triliun pada 22–23 Desember 2025, dengan beli bersih di… Read More
Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More
Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More
Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More
Poin Penting BNI menyalurkan kredit Rp822,59 triliun per November 2025, naik 11,23 persen yoy—melampaui pertumbuhan… Read More