Jakarta – Bank Index Selindo (Bank Index) berhasil memenuhi ketentuan modal inti Rp3 triliun tepat di akhir 2022. Usai lolos dari deadline permodalan minimum, Bank Index semakin optimis untuk melakukan ekspansi. Dengan dukungan modal yang kuat, perseroan membidik pertumbuhan double digit di tahun ini.
Usai penambahan modal dasar dari pemegang saham eksisting akhir tahun lalu, rasio kecukupan modal (CAR) Bank Index melonjak ke kisaran 36-37%. Hal ini membuat Bank Index mempunyai tenaga yang lebih besar untuk memacu mesin bisnisnya, terutama lewat ekspansi kredit yang ditargetkan bisa tumbuh di range 12,5% sampai dengan 14% hingga akhir 2023.
“Kita ingin memanfaatkan momentum pertumbuhan ekonomi sebenarnya. Jadi di 2023 pertumbuhan loan kita targetkan 12,5%-14%. Lalu dana pihak ketiga (DPK) sekitar 15-16%. Sedangkan bottom line-nya ditargetkan bisa tumbuh 18%-19%,” ujar Presiden Direktur Bank Index, Gimin Sumalim ketika berbincang dengan Infobank dikutip 10 Februari 2023.
Gimin memaparkan, tahun lalu penyaluran kredit Bank Index mengalami kenaikan 13% year on year (yoy), atau menjadi Rp7,8 triliun. Fungsi intermediasi yang tumbuh signifikan turut berdampak pada kenaikan laba yang mencapai Rp118 miliar, atau tumbuh hampir 30% secara tahunan. Pertumbuhan laba juga ditopang keberhasilan strategi Bank Index dan menjaga nett interest margin (NIM) dan efisiensi.
“NIM terjaga di kisaran 5,3%. Kemudian kita jaga efisiensi, effective cost-nya. Jadi dua objective itu kita jaga sehingga impact-nya kepada bottom line naik signifikan,” imbuh Gimin.
Adapun untuk mendukung kinerja dan rencana ekspansi, Bank Index menyiapkan sejumlah strategi, termasuk meningkatkan infrastruktur digital dan kapasitas SDM. Digital menjadi aspek penting untuk mempercepat layanan dan efisiensi business process. Sedangkan SDM juga menjadi ujung tombak karena segmen small medium enterprise (SME) yang menjadi fokus Bank Index sangat mengandalkan relationship dan approach dengan nasabah.
Tahun ini Bank Index akan merilis virtual account (VA) dan fitur online onboarding agar customer yang ingin membuka rekening tidak lagi perlu datang ke kantor cabang. Ini dilakukan untuk mempermudah dan mempercepat layanan kepada customer, sekaligus memperluas jangkauan. Di lain sisi juga melakukan efisiensi proses.
“Dari lending side, kita secara continue memperbaiki proses approval loan. Jadi loan process-nya itu kita percepat dengan digitalisasi. Jadi proses pengecakan, misalnya semua financial ratio dilakukan dengan sistem. Otomatis. Ini kan mempercepat proses, masalah waktu, dan secara tidak langsung menaikkan produktivitas. Sekarang dengan bantuan teknologi di-drive produktivitasnya. Itu inline dengan 3 pilar kami, yakni stability, growth , profitability,” paparnya.
Di samping itu, Bank Index juga akan terus memperkuat dan memperdalam penetrasi pasar SME. Perseroan menyasar ekosistem debitur SME berikut buyer dan suppliernya. Diakui Gimin, persaingan antar lembaga keuangan di segmen SME sangat ketat. Maka itu butuh pendekatan berbeda untuk menggaet dan mempertahankan nasabah. Apalagi harus bersaing dengan bank-bank besar yang memiliki cost of fund rendah, persaingan dari sisi interest rate menjadi tantangan tersendiri bagi bank-bank yang lebih kecil dengan cost of fund yang relatif lebih tinggi.
“Kadang di market pertarungannya dari sisi interest rate. Dengan segala macam kemampuan kami, pendekatan kami lebih fleksibel. Kami kan bank yang lebih kecil itu lebih adaptif. Jadi lebih customized. Misalnya customer minta produknya seperti ini, di-adjust, kami bisa lebih mudah memenuhi kebutuhan mereka. Produk-produk di Bank Index itu, kita selalu bertanya dulu kebutuhan customer-nya, bapak butuhnya apa, baru kita create di belakang. Jadi bank yang masih relatif middle seperti kita lebih fleksibel. Lebih lincah kita untuk melakukan perubahan, dan bisa lebih adaptif untuk memehui kebutuhan customer. Itu menjadi competitive advantages kita,” pungkas Gimin (*) Ari Astriawan
Jakarta - Perusahaan pembiayaan PT Home Credit Indonesia (Home Credit) terus berupaya meningkatkan inklusi keuangan… Read More
Jakarta - Hilirisasi nikel di Pulau Obi, Maluku Utara membuat ekonomi desa sekitar tumbuh dua… Read More
Jakarta - Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi mendukung langkah Induk Koperasi Unit Desa (Inkud)… Read More
Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) untuk pertama kalinya menggelar kompetisi Runvestasi pada… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memberi tanggapan terkait penutupan Indeks Harga Saham Gabungan… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama Self-Regulatory Organization (SRO), dengan dukungan dari Otoritas… Read More