News Update

Optimis, Sun Life Menargetkan Pertumbuhan Dobel di 2025

Jakarta – Sun Life menjadi salah satu perusahaan asuransi yang optimis menargetkan pertumbuhan dobel di 2025. Optimisme tersebut, disampaikan oleh Teck Seng Ho, Presiden Direktur Sun Life Indonesia. Ia meyakini, pasar asuransi di Tanah Air akan tumbuh signifikan pada tahun 2025. Hal itu sejalan dengan membaiknya ekonomi Indonesia. Karena itu, Sun Life yakin bisa meraih pertumbuhan signifikan di tahun ini.

“Kami menargetkan pertumbuhan dobel di 2025, penjualan tumbuh sebesar 100 persen atau mengalami peningkatan dobel dibandingkan tahun lalu,” tutur Teck Seng Ho kepada media di Jakarta, Kamis (16/1).

Hingga kuartal ketiga tahun 2024, Sun Life Indonesia membukukan penjualan sebesar US$ 58,3 juta, atau setara dengan Rp874,5 miliar. Angka ini naik 41% selama dekade terakhir. Peningkatan tersebut terjadi karena penetrasi pasar dan kepadatan asuransi di Indonesia yang terus meningkat.

Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan, terjadi peningkatan penetrasi dan densitas asuransi pada kuartal ketiga 2024. Tingkat densitas asuransi per September 2024 tercatat mencapai Rp2.080.020 dengan penetrasi asuransi berada di kisaran 2,8 persen. Angka tersebut lebih baik dibanding akhir 2023 dimana densitas mencapai sebesar Rp1.940.000 dan penetrasi sebesar 2,59 persen.

Hal ini didukung oleh kondisi perekonomian Indonesia yang membaik. Seperti diketahui, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan pertumbuhan ekonomi RI pada rentang 5,1 persen hingga 5,5 persen pada tahun 2025. Sedangkan Bank Dunia dalam World Bank East Asia and The Pacific Economic Update memperkirakan ekonomi Indonesia tumbuh 5,1% pada tahun 2025.

Baca juga : Siap-siap! Industri Asuransi Berpeluang Terlibat dalam Program 3 Juta Rumah Prabowo

Bank Dunia dalam laporannya menunjukkan keyakinan bahwa di antara negara-negara yang lebih besar, hanya Indonesia yang diperkirakan tumbuh di tahun 2024 dan 2025. “Pertumbuhan Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam diperkirakan di bawah tingkat tersebut,” ungkap Aaditya Matto, World Bank East Asia and Pacific Chief Economist .

Keyakinan terhadap ekonomi Indonesia pada 2025 juga disampaikan oleh Chief India and Indonesia Economist HSBC Global Research Pranjul Bhandari. Dia memprediksi ekonomi Indonesia pada 2025 akan tumbuh di kisaran 5,1 persen. Angka ini lebih tinggi dibanding pertumbuhan pada kuartal ketiga 2024 yang berada di kisaran 4,9 persen. Ia melihat beberapa indikator ekonomi telah menunjukkan perbaikan seperti ekspor yang dalam beberapa bulan terakhir ini meningkat.

Kendati demikian, penetrasi pasar asuransi di Indonesia berdasarkan data tahun 2023 masih tertinggal dari negara-negara lain. Contohnya Malaysia yang sudah mencapai 4,8 persen, Singapura 11,4 persen, Australia 3,3 persen, Brasil 3,3 persen, Jepang 7,1 persen, dan Afrika Selatan yang sudah menembus angka 12,6 persen.

Peluang Pasar Yang Besar di Indonesia

Kondisi tersebut memberikan keyakinan dan optimisme yang besar kepada Sun Life. Perusahaan ini pun menargetkan penjualan premi dua kali lipat atau naik 100 persen. Artinya, Sun Life manargetkan pertumbuhan dobel di 2025.

Penetrasi pasar asuransi di Indonesia yang masih kecil itu menurut Kevin D. Strain, President & Chief Executive Officer Sun Life merupakan peluang yang besar. Karena itu, dia sangat mendukung kebijakan OJK untuk memberikan edukasi yang lebih baik kepada masyarakat. Dia menegaskan, pasar Indonesia memegang peranan sangat penting bagi Sun Life di Asia dan global. Apalagi, pasar asuransi di Indonesia masih terus berkembang dari waktu ke waktu.

Manjit Singh, President Sun Life Asia menambahkan, Indonesia merupakan salah satu dari sejumlah negara di Asia yang memberikan kontribusi besar bagi pertumbuhan Sun Life. Baginya, Indonesia, seperti juga Filipina dan Hong Kong memiliki potensi sangat besar untuk bertumbuh.

Sementara, Randy Lianggara, Presiden untuk Pasar yang Berkembang di Asia menjelaskan, dengan jumlah penduduk yang besar, Indonesia menjadi salah satu pasar asuransi yang berkembang di Asia. Karena itu, Sun Life akan terus melakukan penetrasi dengan berbagai saluran distribusi yang ada seperti bankassurance yang bekerja sama dengan perbankan.

Selain itu, Sun Life juga memanfaatkan berbagai saluran distribusi. Diantaranya, memaksimalkan kerja sama dengan berbagai pihak, penguatan kapasitas agen, dan berinvestasi pada saluran digital seperti WhatsApp Client Services.

Baca juga  : OJK Terbitkan 2 Aturan Baru Terkait Perusahaan Asuransi dan Dana Pensiun, Ini Rinciannya

Pada kuartal ketiga 2024, Sun Life Indonesia mencatat Risk Based Capital (RBC) untuk asuransi konvensional sebesar 586 persen dan asuransi Syariah sebesar 256 persen. Angka tersebut berada di atas standar minimum yang ditetapkan pemerintah yakni 120 persen. Sedangkan total aset tercatat sebesar Rp 19,7 triliun atau tumbuh 41 persen dari pendapatan premi selama satu dekade terakhir. Saat ini, Sun Life Indonesia melayani lebih dari 553.852 polis asuransi.

Optimisme Sun Life Indonesia ini sejalan dengan pernyataan Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Budi Tampubolon. Budi menyebutkan, sektor asuransi jiwa pada akkhir kuartal ketiga 2024 membukukan total pendapatan sebesar Rp 166,27 triliun atau naik 2,1 persen year-on-year (yoy). Dikatakan, pertumbuhan ini didorong oleh capaian positif dari total pendapatan premi yang bertambah 0,2 persen dengan total nilai mencapai Rp 132,27 triliun.(*)

Apriyani

Recent Posts

BI Rate Turun jadi 5,75 Persen, CIMB Niaga Harap Animo Kredit Lebih Baik

Jakarta - Bank Indonesia (BI) baru saja memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan atau BI… Read More

16 mins ago

Anti Ribet, Bayar KRL dan MRT Bakal Bisa Pakai QRIS Tap

Jakarta – Bank Indonesia (BI) akan memperluas layanan transaksi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) berbasis Near… Read More

23 mins ago

Bos GoTo Sebut Indonesia Tak Perlu Fokus Tingkatkan Sektor Manufaktur, Ini Sebabnya

Jakarta – Manufaktur kerap dianggap sebagai sektor utama yang dapat mendorong pertumbuhan produk domestik bruto… Read More

60 mins ago

DealStreetAsia Beberkan Faktor-faktor yang Guncang Kepercayaan Investor di Indonesia

Jakarta - Investasi di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, tengah menghadapi berbagai tantangan serius. Joji Thomas… Read More

1 hour ago

IHSG Sesi I Bertahan di Zona Hijau pada Level 7.142

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I hari ini, 16 Januari… Read More

3 hours ago

ANTAM Berkomitmen Capai Zero Fatality pada 2025, Begini Langkahnya

Jakarta - PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) kembali menegaskan komitmennya untuk mencapai zero fatality pada… Read More

3 hours ago