Jakarta – Membaiknya pertumbuhan ekonomi Indonesia memicu kembali optimisme pertumbuhan ekonomi di akhir tahun. Pemerintah pun meyakini bahwa pertumbuhan ekonomi dan tingkat inflasi di akhir tahun ini akan sesuai target pemerintah, bahkan berpotensi lebih baik.
Sejalan dengan hal tersbeut, industri perbankan diproyeksikan akan ikut membaik. Membaiknya ekonomi yang akan berdampak pada iklim bisnis akan menjadi pendorong perbankan kembali gesit menyalurkan kreditnya. Kondisi ini tentu akan berimbas pada peningkatan kredit perbankan di akhir tahun ini.
Myrdal Gunarto, Economist Maybank Indonesia meyakini, bahwa penyaluran kredit perbankan di semester kedua ini akan meningkat, seiring dengan optimisme pertumbuhan ekonomi. Kendati demikian, perbankan akan tetap mewaspadai sejumlah sektor yang dinilai masih berisiko, diantaranya, sektor pertambangan, dan juga sketor multifinance. “ Ada sejumlah sektor yang tetap harus diwaspadai sehingga tidak menekan NPL “ ujar Myrdal.
Kendati belum memastikan, Myrdal memprediksi bahwa pertumbuhan kredit perbankan di akhir tahun akan berada di kisaran 10% atau lebih.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), penyaluran kredit bank umum hingga Mei 2015 mencapai Rp4.070,45 triliun, naik sebesar 8,34% secara year on year. Non Performing Loans (NPL) pada periode tersebut mencapai 3,11% atau naik dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar 2,58%. Secara nominal, NPL kredit naik sebesar 30,51%.
Berdasarkan sektor, penyaluran kredit didominasi olej kredit ke sektor Perdagangan (19,57%), diikuti sektor industri pengolahan (18,18%) dan sektor pertanian, perburuan dan kehutanan (6,43%). Sektor pertambangan merupakan sektor yang NPL-nya paling tinggi, yakni 5,60% atau diatas ketentuan regulator. Sektor-sektor yang patut diwaspadai berdasarkan tingginya NPL diantaranya adalah sektor konstruksi dengan NPL 4,84%, sektor perdagangan (4,40%), sektor industri pengolahan (3,69%) dan juga sektor perikanan (3,27%). “Sektor perikanan ini risikonya besar, belum banyak bank yang mau masuk kesana” ujar Murdal.(*)
Poin Penting Modal asing masuk Rp3,98 triliun pada 22–23 Desember 2025, dengan beli bersih di… Read More
Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More
Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More
Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More
Poin Penting BNI menyalurkan kredit Rp822,59 triliun per November 2025, naik 11,23 persen yoy—melampaui pertumbuhan… Read More
Poin Penting BSI menyiagakan 348 kantor cabang di seluruh Indonesia selama libur Natal 2025 dan… Read More