Categories: Perbankan

Optimis Ekonomi Membaik, OJK Tak Koreksi Target Kredit

Meski pertumbuhan ekonomi di Kuartal II lebih lambat jika dibandingkan dengan Kuartal I, OJK belum merevisi target pertumbuhan kredit perbankan. Rezkiana Nisaputra

Jakarta–Di tengah pelambatan ekonomi nasional yang masih terjadi di kuartal II-2015 yakni hanya tumbuh 4,67% secara setahunan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) belum akan merevisi target pertumbuhan kredit tahun ini.

Menurut Ketua Dewan Komisioner OJK, Muliaman D. Hadad, sejauh ini OJK masih dalam stigma pada Rencana Bisnis Bank (RBB) yang baru direvisi belum lama ini yakni dikisaran 13%-15%.

Pernyataannya tersebut, sejalan dengan keyakinannya pada perbaikan ekonomi di semester II, mengingat proyek infrastruktur dan anggaran pemerintah akan digenjot lebih maksimal sehingga diyakini akan mendorong pertumbuhan ekonomi lebih baik lagi jika dibandingkan dengan semester sebelumnya.

“Kami perkirakan pertumbuhan ekonomi akan naik di semester II ini. Jadi kita enggak revisi pertumbuhan kredit, kita masih pada stigma RBB yang dilakukan oleh bank, dan kemudian akan kita respon,” ujar Muliaman di Jakarta, Jumat, 7 Agustus 2015.

Lebih lanjut Muliaman menilai, dengan adanya 12 kebijakan perbankan yang dikeluarkan OJK, tentunya akan menciptakan stimulus bagi pertumbuhan perekonomian nasional dengan menerbitkan dan menyesuaikan sejumlah peraturan di sektor perbankan. Sehingga, kredit perbankan ikut terdorong.

“Kita harus respon, apa yang bisa kira-kira kita lakukan agar angkanya itu bagus lagi. Makanya, paket kita kemarin, kita tujukan untuk memberikan ruangan yang lebih besar kepada perbankan,” tukasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Bank Indonesia mengoreksi kembali target pertumbuhan kredit di 2015 menjadi di kisaran 11%-13%, padahal di akhir Kuartal II-2015 bank sentral telah merevisi pertumbuhan kredit menjadi 13%-15%% dari sebelumnya di kisaran 15%-17%.

Deputi Gubernur BI, Erwin Rijanto mengatakan, memang sebelumnya BI merevisi target pertumbuhan kredit menjadi 13%-15% lantaran rendahnya penyerapan anggaran di APBN-P 2015. “Kami memang melakukan revisi. Memang tadinya harapan kami pick-up di 15%,” ucapnya (*)

@rezki_saputra

Paulus Yoga

Recent Posts

Jasa Marga Catat 1,5 Juta Kendaraan Tinggalkan Jabotabek hingga H+1 Natal 2025

Poin Penting 1,56 juta kendaraan meninggalkan Jabotabek selama H-7 hingga H+1 Natal 2025, naik 16,21… Read More

5 hours ago

Daftar Lengkap UMP 2026 di 36 Provinsi, Siapa Paling Tinggi?

Poin Penting Sebanyak 36 dari 38 provinsi telah menetapkan UMP 2026, sesuai PP 49/2025 yang… Read More

11 hours ago

UMP 2026 Diprotes Buruh, Begini Tanggapan Menko Airlangga

Poin Penting Pemerintah memastikan formulasi UMP 2026 telah memasukkan indikator ekonomi seperti inflasi, indeks alfa,… Read More

12 hours ago

Aliran Modal Asing Rp3,98 Triliun Masuk ke Pasar Keuangan RI

Poin Penting Modal asing masuk Rp3,98 triliun pada 22–23 Desember 2025, dengan beli bersih di… Read More

12 hours ago

Harga Emas Antam, Galeri24, dan UBS Hari Ini Kompak Naik, Cek Rinciannya

Poin Penting Harga emas Galeri24, UBS, dan Antam kompak naik pada perdagangan Sabtu, 27 Desember… Read More

13 hours ago

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

1 day ago