Jakarta – Menteri BUMN RI, Erick Thohir menekankan peran penting akuntan dalam membangun transparansi dan akuntabilitas keuangan di Indonesia, termasuk dalam operasionalnya di internal BUMN. Profesi akuntan diakui sebagai salah satu pilar utama penguatan peran BUMN di Indonesia, terutama dalam proses pengambilan keputusan strategis yang didasari integritas dan informasi yang kredibel. Menurutnya, peran seperti ini bila dioptimalkan dapat membantu recovery banyak perusahaan BUMN yang kinerjanya terganggu akibat pandemi Covid-19.
Hal itu disampaikan Erick Thohir dalam sambutan pembuka Webinar Series “Global Accountant Edition” yang diselenggarakan secara virtual. Acara ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Aspiring Professional Accountant Festival (APAFest) 2020 yang diselenggarakan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam rangka membangun kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) akuntan muda sejak dini, sehingga mereka bisa berkiprah optimal dalam pembangunan ekonomi masa depan.
Pada kesempatan tersebut, Menteri BUMN menyampaikan apresiasi kepada IAI, yang telah berkontribusi dalam membangun kepercayaan publik terhadap integritas pelaporan keuangan di Indonesia. Profesi akuntan juga diminta untuk selalu mendukung BUMN yang lebih transparan dan bertanggung jawab kepada negara dan masyarakat. Melalui pelaporan keuangan yang efektif dan relevan, profesi ini dapat membantu meningkatkan pemahaman pengelola BUMN tentang posisi dan prospek fiskal mereka.
Anggota DPN IAI dan IFAC Membership Committee, Lindawati Gani menjelaskan, jika profesi akuntan berada di jantung perekonomian karena mengetahui secara detail dan jelas atas kondisi keuangan entitas yang merupakan urat nadi going concern sebuah entitas, termasuk BUMN. Akuntan dengan profesionalisme, kepercayaan, dan integritasnya, memiliki posisi sempurna untuk menentukan arah dan masa depan BUMN, karena keputusan strategis yang diambil atas informasi yang presisi dan dapat dipercaya, akan membawa BUMN pada pertumbuhan yang optimal di masa depan.
“Akuntan bisa menjadi penunjuk arah bagaimana negara dan perusahaan menciptakan nilai dalam jangka pendek, menengah, dan panjang. Lalu pada gilirannya, memastikan bahwa seluruh modal dan kapital, termasuk modal lingkungan, keuangan, SDM, intelektual, dan sosial, dialokasikan secara lebih efisien dan produktif untuk mencapai tujuan global itu,” ujar Guru Besar UI itu.
Menurutnya, BUMN merupakan pelaku utama dalam perekonomian nasional, dimana secara total aset BUMN mencapai lebih dari 8000 triliun. Karena itu BUMN memiliki peran yang sangat penting dalam penyelenggaraan perekonomian nasional guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat. “Dengan segala nilai yang dianutnya, BUMN dan entitas bisnis dapat memberikan kepercayaan lebih kepada akuntan anggota IAI untuk memastikan transparansi dan akuntabitasnya, sehingga dapat mendorong kinerjanya menjadi lebih efisien, efektif, dan memberikan dampak optimal bagi kesejahteraan rakyat,” pungkas Prof. Linda.
Ekonomi Indonesia menghadapi tantangan baru dan perubahan lanskap signifikan pasca pandemi Covid-19. Adopsi teknologi dan digitalisasi yang telah diinisasi sejak beberapa dekade terakhir, kini dipercepat dengan adanya kondisi pembatasan. Saat ini akuntan sudah harus membiasakan diri bahwa platform berbasis teknologi telah menjadi platform utama kita dalam bekerja dan beraktivitas.
Ketua DPN IAI Prof. Mardiasmo mengatakan, penerapan aspek digital ini jelas menjadi tantangan sekaligus peluang bagi profesi akuntan di masa kini. Wakil Menteri Keuangan periode 2014-2019 itu menekankan agar akuntan dengan berbagai skill sets yang dimiliki harus selalu menjaga governance dari platform teknologi ini, untuk memastikan transparansi dan akuntabitas ekonomi.
“IAI melalui Prakarsa 6.1 telah mempersiapkan diri dan anggotanya untuk mengantisipasi berbagai perkembangan teknologi dan globalisasi. Prakarsa 6.1 juga dapat menjadi acuan bagi profesi untuk berkiprah lebih optimal dalam perekonomian yang semakin dinamis di masa depan,” ujar Mardiasmo yang juga Ketua Komite Pengawas Perpajakan Kementerian Keuangan RI.
Pada kesempatan itu, Deputi Presiden IFAC Alan Johnson menambahkan bahwa kondisi dunia telah berubah sangat drastis akibat perkembangan teknologi digital, dan dipercepat oleh kondisi pandemi Covid-19. Dalam kondisi seperti itulah, peran etika dalam profesi akuntan menjadi semakin penting. Standar etika sangat penting untuk memenuhi mandat kepentingan publik, termasuk dalam mendukung upaya memerangi korupsi dan money laundering, hingga meningkatkan tata kelola perusahaan.
Alan juga meminta para generasi muda akuntan untuk semakin memperhatikan kondisi perubahan iklim yang terjadi. Menurutnya, sekitar 9 miliar orang akan mendiami planet ini pada tahun 2050, dan perubahan iklim akan memperburuk semua tantangan yang dihadapi.
“Sebagai akuntan profesional, kita harus memastikan bahwa kita memainkan peran kita dalam membuat ekonomi berkelanjutan. Profesi perlu membentuk agendanya untuk mendukung Sustainable Development Goals (SDGs). Kita harus bisa memberikan dampak optimal pada poin-poin SDG, terutama aspek pendidikan berkualitas, kesetaraan gender, pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi, pengurangan ketidaksetaraan, konsumsi & produksi yang bertanggung jawab, aksi iklim, perdamaian, keadilan dan institusi yang kuat, dan kemitraan untuk tujuan,” ucapnya. (*)
Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More
Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More
Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More
Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More
Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More
Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More