Keuangan

OJK Usulkan Skema Asuransi Program Makan Bergizi Gratis, Siapa yang Bayar Premi?

Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tengah mengusulkan skema asuransi untuk masuk dalam program Makan Bergizi Gratis yang dijalankan pemerintah. Namun, hingga kini, belum ada kepastian mengenai bagaimana skema tersebut akan diimplementasikan.

Kepala Departemen Pengaturan dan Pengembangan Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK, Djonieri, mengungkapkan bahwa pihaknya masih dalam tahap awal mendorong peran asuransi dalam program Makan Bergizi Gratis.

“Belum, sampai saat ini belum ada kepastian skemanya untuk asuransi masuk. Jadi, kita masih mengusulkan bahwa ini penting, bahwa asuransi punya peran di sini, tapi sampai sekarang belum ada,” ujarnya saat ditemui usai acara Peluncuran Peta Jalan Pengembangan Asuransi Pertanian AAUI 2025-2030 di Jakarta, Senin (24/3).

Baca juga: AAUI Luncurkan Peta Jalan Pengembangan Asuransi Pertanian 2025-2030

Menurut Djonieri, terdapat dua kemungkinan bagaimana asuransi dapat berkontribusi dalam program makanan bergizi gratis ini.

“Pertama, jika makanan mengandung zat yang menyebabkan seseorang muntah-muntah, maka dapat dicover oleh asuransi. Kemudian juga dalam proses distribusi, jika terjadi kendala dalam pengiriman,” ujarnya.

Diskusi dengan industri asuransi mulai dilakukan, termasuk dengan perusahaan swasta yang tertarik untuk ikut serta.

“Kalau kita sama industri tadi, kita sudah melihat ini bagus. Salah satunya, saya ketemu dengan CEO Gojek, itu beliau menawarkan kerja sama ini. Dan itu menurut saya positif. Tapi, sekali lagi, belum tuntas bagaimana cara mengimplementasikannya,” ungkapnya.

Salah satu tantangan utama dalam mengimplementasikan asuransi untuk program ini adalah soal siapa yang akan membayar preminya. Menurut Djonieri, ada kemungkinan biaya asuransi dapat dimasukkan dalam anggaran yang sudah dialokasikan pemerintah untuk makanan bergizi gratis.

Baca juga: Ketidakpastian Ekonomi Bayangi Asuransi Umum, AAUI: Harus Ada Terobosan

“Misalnya nih, satu box makanan itu Rp10 atau Rp15 ribu. Apakah, misalnya, pemerintah menyisihkan seribu rupiah per box untuk asuransi? Nah, itu tinggal dikalikan berapa juta box per hari,” paparnya.

Namun, ia menegaskan bahwa skema ini masih sebatas usulan dan belum ada keputusan final.

“Kemungkinannya, ya, dari yang sudah dialokasikan pemerintah itu, bisa dipotong sedikit untuk asuransi. Jadi tidak membebani APBN, tapi tetap memberikan perlindungan bahwa makanan itu aman dikonsumsi. Itu kan bagus untuk seluruh masyarakat,” pungkasnya. (*) Alfi Salima Puteri

Galih Pratama

Recent Posts

Jasa Marga Catat 1,5 Juta Kendaraan Tinggalkan Jabotabek hingga H+1 Natal 2025

Poin Penting 1,56 juta kendaraan meninggalkan Jabotabek selama H-7 hingga H+1 Natal 2025, naik 16,21… Read More

5 hours ago

Daftar Lengkap UMP 2026 di 36 Provinsi, Siapa Paling Tinggi?

Poin Penting Sebanyak 36 dari 38 provinsi telah menetapkan UMP 2026, sesuai PP 49/2025 yang… Read More

11 hours ago

UMP 2026 Diprotes Buruh, Begini Tanggapan Menko Airlangga

Poin Penting Pemerintah memastikan formulasi UMP 2026 telah memasukkan indikator ekonomi seperti inflasi, indeks alfa,… Read More

12 hours ago

Aliran Modal Asing Rp3,98 Triliun Masuk ke Pasar Keuangan RI

Poin Penting Modal asing masuk Rp3,98 triliun pada 22–23 Desember 2025, dengan beli bersih di… Read More

12 hours ago

Harga Emas Antam, Galeri24, dan UBS Hari Ini Kompak Naik, Cek Rinciannya

Poin Penting Harga emas Galeri24, UBS, dan Antam kompak naik pada perdagangan Sabtu, 27 Desember… Read More

13 hours ago

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

1 day ago