Keuangan

OJK Ungkap Tantangan Perlindungan Konsumen: Dominasi Milenial dan Gen Z

Jakarta – Kepala Departemen Pengawasan Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan OJK, Bernard Widjaja membeberkan tantangan pihaknya dalam melindungi konsumen industri jasa keuangan di Indonesia.

Ia mengatakan, Indonesia dengan populasi penduduk 278 juta lebih, di mana orang mudanya (generasi Z dan milenial) membentuk 50 persen lebih populasinya, adalah anugerah bagi pengembangan ekonomi nasional. 

Namun, pada satu sisi, hal itu menciptakan tantangan tersendiri bagi perlindungan konsumen industri jasa keuangan. Bernard menyebutkan, kemunculan generasi milenial dan Z di era digital memerlukan strategi berbeda dalam hal melindungi konsumen yang didominasi generasi muda itu dari layanan jasa keuangan ilegal.

Baca juga : Adira Finance Siap Penuhi Aturan POJK Perlindungan Konsumen

“Karena ternyata dari jumlah 278 juta orang itu, lebih didominasi oleh 50% lebih generasi Z dan milenial. Ini tantangan sendiri, khususnya berkaitan dengan bagaimana menjaga aspek perlindungan konsumen pada generasi-generasi yang Z dan milenial. Tentu saja dengan strategi yang berbeda,” ujarnya saat webinar OJK Institute bertema “Strategi Implementasi Market Conduct: Membangun Kepercayaan dan Meningkatkan Kinerja IJK” secara virtual, Kamis, 8 Agustus 2024.

Di lain sisi, penggunaan internet di Indonesia yang mencapai 200 juta lebih pengguna memerlukan kehati-hatian dalam penggunaan internet. Ini dikarenakan, penggunaan internet tak hanya punya dampak positif, tapi juga dampak negatif yang diinisiasi oleh pihak yang tak bertanggung jawab.

Baca juga : Soal POJK Perlindungan Konsumen, OJK: Debitur Nakal Tetap Bisa Disikat!

“Saat ini marak dugaan insiden siber yang lebih dari 347 dugaan yang sekaligus datang Bapak-Ibu. Ini juga semakin besar. Terlebih lagi dengan maraknya judi online dan sebagainya yang diduga salah satunya adalah dari masyarakat Indonesia yang mungkin terperdaya atau terjebak,” sebutnya.

“Kemudian adalah trafik anomali serangan cyber di Indonesia. Ini 400 juta anomali, dan itu semakin intens, semakin terus, semakin sering dengan berkembangnya inovasi teknologi yang memudahkan masyarakat, tetapi juga dari sisi kerawanan juga meningkatkan risiko dan kewaspadaannya,” tambah Bernard.

Lalu, dari sisi OJK sendiri, dengan jumlah pelaku bisnis yang mencapai lebih dari 2.730, baik yang sophisticated maupun yang tradisional, menjadi tantangan sendiri dalam mengimplementasikan pengawasan market conduct. (*) Steven Widjaja

Editor : Galih Pratama

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

11 hours ago

Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Selamatkan Kekayaan Negara

Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More

11 hours ago

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatra

Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More

11 hours ago

Kredit BNI November 2025 Tumbuh di Atas Rata-rata Industri

Poin Penting BNI menyalurkan kredit Rp822,59 triliun per November 2025, naik 11,23 persen yoy—melampaui pertumbuhan… Read More

13 hours ago

Cek Jadwal Operasional BSI Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting BSI menyiagakan 348 kantor cabang di seluruh Indonesia selama libur Natal 2025 dan… Read More

13 hours ago

Update Harga Emas Hari Ini: Galeri24 dan UBS Kompak Merosot, Antam Naik

Poin Penting Harga emas Pegadaian turun jelang libur Nataru 2025/2026, dengan emas Galeri24 turun Rp22.000… Read More

16 hours ago