News Update

OJK Tantang Perusahaan Keuangan Global, Genjot Pemulihan Ekonomi Indonesia

Jakarta – Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso, memberikan keynote speech dalam Emerging Indonesia Financial Services Dialogue 2020 yang dihadiri oleh 80 investor eksekutif dan direksi dari perusahaan global asal Inggris, Eropa (UE) dan Amerika Serikat (AS).

Dalam sambutannya, Wimboh Santoso memberikan pemaparan dampak pamdemi Covid-19 pada makroekonomi global dan domestik. Pandemic Covid-19 ujarnya telah menekan cukup signifikan pertumbuhan ekonomi global dengan menciptakan supply dan demand shocks di berbagai sektor, bahkan berbagai lembaga memprediksikan terjadinya resesi global.

Tekanan ini pun juga dialami oleh Indonesia, namun terangnya, Indonesia merupakan salah satu negara yang dampaknya diperkirakan manageable karena struktur ekonomi Indonesia yang tidak begitu bergantung pada aktivitas perdagangan global.

Pemulihan ekonomi Indonesia pun diprediksikan optimis terjadinya V-shaped recovery dikarenakan 80% perekonomian Indonesia ditopang oleh permintaan domestik. Indonesia juga berhasil naik peringkat menjadi ‘Upper-Middle Income Country’ menurut Bank Dunia pada bulan Juli ini.

Terdapat dua kategori awal dalam kebijakan yang dikeluarkan OJK untuk mitigasi dampak Covid-19. Pertama, stabilisasi pasar keuangan untuk meredam volatilitas.

Kedua, relaksasi regulasi dan penundaan implementasi standar global seperti diadopsi negara-negara lain, diantaranya penetapan kualitas kredit/pembiayaan langsung lancar bagi restrukturisasi dan pengunaan hanya satu pilar dalam loan classification, demikian juga penundaan Basel 3 reform.

Fokus dari paket kebijakan OJK adalah untuk menjaga business fundamentals di sektor riil, menjaga stabilitas sistem keuangan, dan menambah ruang gerak untuk percepatan pemulihan ekonomi Indonesia.

“Setelah beberapa bulan melewati pandemi ini, indikator sektor keuangan di Indonesia masih terjaga sehat. Jadi fase survival sudah berhasil terlampaui. Capital Adequacy Ratio (CAR) pun masih sehat di 22.16%” ujar Wimboh Santoso yang sempat menjabat sebagai Executive Director IMF di acara tersebut.

Prioritas sekarang tambah Wimboh adalah bagaimana menggenjot penyaluran pinjaman konsumer untuk meningkatkan demand dan pinjaman modal kerja untuk dunia usaha dapat segera bangkit, terutama dengan dukungan penjaminan pemerintah.

Bersama dengan percepatan pengeluaran pemerintah dengan berbagai bentuk fiskal stimulus lainnya, diharapkan sektor keuangan bisa menstimulasi domestic demand. Dibukanya secara bertahap dan terukur aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat merupakan kunci percepatan pemulihan ekonomi pasca pandemi.

Seledar informasi, forum yang diselenggarakan oleh Global Indonesia Professionals’ Association (GIPA) ini sendiri berhasil meyakinkan kalangan investor atas stabilitas sistem keuangan komplit dengan update terkini tentang paket stimulus keluaran OJK pada masa pandemi Covid-19 sejak bulan Maret yang lalu.

Forum ini dibuka oleh Steven Marcelino selaku Chairman GIPA yang menyampaikan apresiasi atas preswift response OJK dalam pengeluaran berbagai paket kebijakan yang disambut positif oleh perusahaan asing di perbankan, asuransi, dan juga pasar modal.

“Hari ini kita bisa mendengar langsung ajakan dari Ketua OJK agar perusahaan keuangan asing bisa turut berperan dalam pemulihan ekonomi di Indonesia” tambah Steven yang menjabat sebagai Direktur Pasar Modal di Accenture London.

Forum ini di dukung oleh International Capital Market Association (ICMA), London Stock Exchange Group (LSEG), Prudential, Accenture, YIPA UK, Amcham, BritCham dan EuroCham Indonesia.

Didalam forum ini Martin Scheck, CEO International Capital Market Association (ICMA), Darko Hajdukovic, Direktur Pelaksana, London Stock Exchange Group (LSEG), Jens Reisch, Presiden Direktur Prudential Life Assurance Indonesia bergabung sebagai panelis.

Martin Schek memberikan perspektif global akan berbagai paket kebijakan yang dikeluarkan oleh berbagai regulator sektor keuangan dimana mereka memiliki peran penting untuk mendorong stabilitas pasar keuangan dan pemulihan ekonomi yang berkelanjutan.

Martin kemudian memberikan beberapa rekomendasi strategis untuk OJK dalam pengembangan pasar modal lebih lanjut untuk repo markets dan bond markets sebagi sumber pendanaan disaat pandemi maupun periode pemulihan nantinya. (*)

Dwitya Putra

Recent Posts

BPR Syariah BDS Serahkan Cash Waqf Linked Deposit Rp111 Juta ke Warga Yogyakarta

Jakarta - PT BPR Syariah BDS berkomitmen untuk memberikan pelbagai dampak positif bagi nasabahnya di Yogyakarta dan… Read More

2 hours ago

Antusiasme Mahasiswa Udayana Sambut Gelaran Literasi Keuangan Infobank

Denpasar--Infobank Digital kembali menggelar kegiatan literasi keuangan. Infobank Financial & Digital Literacy Road Show 2024… Read More

8 hours ago

Gandeng BGN, ID FOOD Siap Dukung Program Makan Sehat Bergizi

Jakarta – Badan Gizi Nasional (BGN) menggandeng holding BUMN pangan ID FOOD dalam pelaksanaan program… Read More

13 hours ago

Dukung Transformasi Digital, DMMX Luncurkan Dua Inovasi Produk Ini

Jakarta - PT Digital Mediatama Maxima Tbk (DMMX) terus berupaya mendukung transformasi digital, khususnya bagi… Read More

13 hours ago

STAR Asset Management: Sektor Perbankan jadi Peluang Emas di Tengah Koreksi Pasar Saham

Jakarta – STAR Asset Management (STAR AM) mengajak investor memanfaatkan peluang saat ini untuk berinvestasi… Read More

14 hours ago

BRI Insurance Beri Literasi Asuransi Syariah kepada Santri Pondok Pesantren di Sukabumi

Jakarta - Dalam rangka mendukung upaya peningkatan literasi dan inklusi keuangan, BRI Insurance berkomitmen turut… Read More

15 hours ago