Perbankan

OJK Soroti Isu BPD yang Sering Gonta-Ganti Direksi

Jakarta – Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae mengatakan industri bank pembangunan daerah (BPD) perlu mendapat perhatian tersendiri. Pasalnya, BPD memiliki karakteristik yang khusus karena dimiliki oleh pemerintah daerah (Pemda).

“Pemda ini kan juga berganti-ganti ya, setiap pergantian Gubernur, pergantian Bupati dan lain sebagainya ini memang menimbulkan isu tersendiri, persoalan tersendiri yang membutuhkan perhatian tersendiri dan strategi tersendiri,” ungkap Dian dalam Konferensi Pers Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK) 2023, Senin 6 Februari 2023.

Dian juga mengatakan permasalahan tata kelola dan permodalan menjadi isu klasik yang menghambat bank daerah untuk berkontribusi secara nyata bagi perekonomian di daerahnya.

“Kita ingin memastikan bahwa kontribusi BPD itu betul-betul nyata secara regional. Tidak usah secara nasional, walaupun mereka boleh buka cabang di luar di luar provinsinya. Tapi di dalam provinsinya sendiri mereka masih sangat terbatas, dan penyebabnya banyak, mengenai masalah manajemen yang terkait dengan masalah governance, masalah yang terkait dengan permodalan dan lain sebagainya,” ucapnya.

Selain itu, OJK juga menginginkan konsolidasi antar BPD melalui kelompok usaha bank (KUB). Namun demikian, kata Dian, KUB yang dibentuk harus lebih mewujudkan BPD sebagai suatu kesatuan NKRI sehingga terbentuk standar yang sama di seluruh Indonesia, misalnya dari sisi governance dan infrastruktur teknologi informasi.

“Oleh karena itu misalnya konsep yang terkait dengan individu-individu melakukan kelompok usaha Bank (KUB) antara BPD satu dengan BPD lain atau BPD satu dengan bank nasional lain, menurut pemikiran kita sekarang, paling tidak ADK yang sekarang merasa tidak cocok dengan kebijakan ini,” ujar dia.

Kendati menghadapi sejumlah tantangan, industri BPD masih mampu tumbuh cukup baik. Berdasarkan data Biro Riset Infobank (birI) per September 2022 industri BPD mencatat pertumbuhan aset Rp904,09 triliun atau tumbuh 7,61% secara tahunan.

Kenaikan aset ini ditopang pertumbuhan kredit sebesar 8,73% menjadi Rp556,39 triliun. Di lain sisi, perolehan DPK tercatat naik 5,81% menjadi Rp712,81 triliun. Alhasil, industri BPD membukukan laba bersih Rp11,65 triliun, meningkat 11,70% dari tahun sebelumnya. (*) Dicky F.

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Mau ke Karawang Naik Kereta Cepat Whoosh, Cek Tarif dan Cara Pesannya di Sini!

Jakarta - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) resmi membuka penjualan tiket kereta cepat Whoosh… Read More

9 hours ago

Komitmen Kuat BSI Dorong Pariwisata Berkelanjutan dan Ekonomi Sirkular

Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus berkomitmen mendukung pengembangan sektor pariwisata berkelanjutan… Read More

11 hours ago

Melalui Program Diskon Ini, Pengusaha Ritel Incar Transaksi Rp14,5 Triliun

Tangerang - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) meluncurkan program… Read More

11 hours ago

IHSG Sepekan Anjlok 4,65 Persen, Kapitalisasi Pasar Ikut Tertekan

Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa data perdagangan saham selama periode 16-20… Read More

13 hours ago

Aliran Modal Asing Rp8,81 Triliun Kabur dari RI Selama Sepekan

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat di minggu ketiga Desember 2024, aliran modal asing keluar… Read More

18 hours ago

Bos BRI Life Ungkap Strategi Capai Target Bisnis 2025

Jakarta - PT Asuransi BRI Life meyakini bisnis asuransi jiwa akan tetap tumbuh positif pada… Read More

20 hours ago