Keuangan

OJK: Sektor Keuangan Jangan Kalah Sama Covid-19

Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus memberikan stimulus terhadap industri jasa keuangan nasional guna menjaga stabilitas industri agar dapat bertahan di tengah hantaman Pandemi Covid-19. Langkah OJK ini hal yang penting mengingat, sektor jasa keuangan memiliki efek domino terhadap berbagai sektor terutama sektor rill.

“Sektor keuangan tidak boleh collapse di depan. Harus dijaga untuk bisa sharing pain membantu sektor riil terutama UMKM yang banyak menghadapi kesulitan,” ujar Direktur Eksekutif Pengaturan dan Penelitian Perbankan OJK Herlianto Anung dalam webinar bertajuk “Peranan BUMD di Masa Sulit” yang digelar Infobank, di Jakarta, 6 Mei 2020.

Anung juga menegaskan, OJK telah melihat dalam jangka panjang mengenai dampak virus corona kepada perekonomian Indonesia sejak Februari atau sebelum virus mematikan tersebut masuk ke Indonesia pada Maret 2020.

“OJK sudah melihat dalam jangka panjang mengenai dampak virus mematikan itu kepada perekonomian Indonesia. Forward looking ini dilakukan guna memetakan agar sektor keuangan tetap bertahan,” ujar Anung.

Lebih lanjut Anung menilai, bahwa saat ini ekonomi Indonesia belum masuk fase krisis lantaran pertumbuhan penyaluran kredit perbankan di Indonesia masih pada tingkat aman. Adapun OJK mencatat kinerja intermediasi lembaga jasa keuangan per Maret 2020 masih tumbuh positif.

Berdasarkan data OJK per Maret 2020, kredit perbankan tumbuh 1,69% (YtD) bila dibandingkan dengan akhir tahun 2019. Namun secara tahunan masih tumbuh 7,95% (YoY). Menurutnya Bank semakin selektif dalam penyaluran kredit di tengah persepsi tingginya risiko kredit seiring dampak pandemi Covid 19.

Sedangkan untuk Dana Pihak Ketiga (DPK) dari awal Januari hingga Maret 2020 hanya tumbuh 3,60% (YtD) namun secara tahunan masih tumbuh 9,54% (YoY).

Di satu sisi, tekanan resiko kredit masih membayangi industri perbankan terlihat dari rasio non performing loan (NPL) yang terus naik pada Februari 2020 di 2,79% meskipun ada sedikit penurunan di Maret 2020 menjadi 2,77%.

Meski kondisi ekonomi Indonesia masih relatif aman, Anung tidak menampik kebijakan PSBB telah memberikan imbas terhadap sektor riil. Bahkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya mencapai 2,97% pada kuartal I-2020. (*) Dicky F Maulana

Editor: Rezkiana Np

Suheriadi

Recent Posts

Per September 2024, Home Credit Membantu Distribusi Produk Asuransi ke 13 Juta Nasabah

Jakarta - Perusahaan pembiayaan PT Home Credit Indonesia (Home Credit) terus berupaya meningkatkan inklusi keuangan… Read More

6 hours ago

Berkat Hilirisasi Nikel, Ekonomi Desa Sekitar Pulau Obin Tumbuh 2 Kali Lipat

Jakarta - Hilirisasi nikel di Pulau Obi, Maluku Utara membuat ekonomi desa sekitar tumbuh dua… Read More

7 hours ago

Menkop Budi Arie Dukung Inkud Pererat Kerja Sama dengan Cina-Malaysia di Pertanian

Jakarta - Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi mendukung langkah Induk Koperasi Unit Desa (Inkud)… Read More

7 hours ago

Ajak Nasabah Sehat Sambil Cuan, BCA Gelar Runvestasi

Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) untuk pertama kalinya menggelar kompetisi Runvestasi pada… Read More

8 hours ago

IHSG Ambles hingga Tembus Level 7.200, Ini Tanggapan BEI

Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memberi tanggapan terkait penutupan Indeks Harga Saham Gabungan… Read More

8 hours ago

BEI Gelar CMSE 2024, Perluas Edukasi Pasar Modal ke Masyarakat

Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama Self-Regulatory Organization (SRO), dengan dukungan dari Otoritas… Read More

9 hours ago