News Update

OJK Sebut Kaum Perempuan Punya Kontribusi Besar terhadap Ekonomi Nasional, Ini Buktinya!

Bandung - Data dari United Nations (UN) Women menunjukkan bahwa 1 dari 3 perempuan di dunia adalah pelaku usaha mikro. Sementara data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) serta Badan Pusat Statistik (BPS) 2021 menunjukkan, 64,5 persen dari total UMKM Indonesia dikelola oleh perempuan.

Sedangkan jumlah UMKM di Indonesia saat ini mencapai 64,2 juta dengan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional sebesar 61,07 persen atau senilai Rp8.573,89 triliun.

Melihat data tersebut, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Friderica Widyasari Dewi mengungkapkan betapa luar biasanya kontribusi perempuan bagi perekonomian.

“Kita melihat bagaimana UMKM yang sangat banyak jumlahnya di Indonesia, itu juga sangat banyak dimiliki oleh perempuan di Indonesia. Baik itu perempuan berkeluarga maupun perempuan sebagai kepala rumah tangga (single parent),” ucapnya dalam acara seminar bertajuk “Womenomics: The Secret to Economy Growth in Uncertainty” yang diadakan Infobank Media Group di Hotel Mason Pine, Bandung Barat, Jumat, 4 Juli 2025.

Baca juga: Peran Perempuan Jadi Kunci Pertumbuhan Ekonomi di Tengah Ketidakpastian

Ia menambahkan jika perempuan, bukan lagi sekadar double agent, tapi multiple agent. Mengingat, kelebihan multitasking yang dimiliki oleh perempuan.

Dari sana, ia percaya bahwa perempuan adalah agen perubahan yang dapat membawa segala sesuatunya lebih baik lagi, tanpa terkecuali terhadap bidang ekonomi.

“Karakter leadership-nya juga luar biasa, memiliki leadership yang sangat baik. Namun, dengan jiwa asih asuh kepada timnya. Mampu mendengarkan dan bersifat tidak otoriter. Dan memang katanya ketika perempuan memimpin itu hasilnya lebih baik,” tutur wanita yang akrab disapa Kiki ini.

Maka dari itu, pihaknya terus mendorong perempuan untuk tetap eksis di bidangnya masing-masing, termasuk bidang ekonomi atau sektor jasa keuangan.

Apalagi, di era yang penuh dengan ketidakpastian, kepemimpinan yang mengayomi nan tegas sangat dibutuhkan untuk tetap menjaga stabilitas sektor jasa keuangan, yang akhirnya berdampak pada stabilitas ekonomi.

“Dari 1.894 direksi yang bekerja di 436 perusahaan pada sektor jasa keuangan dan BUMN, sebanyak 19,2 persen atau 364 di antaranya itu adalah perempuan,” ungkap Kiki.

Di luar itu semua, tantangan bagi kaum hawa dalam bidang ekonomi atau keuangan masih cukup signifikan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2024, kesenjangan tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) dan pendapatan antara pria dan wanita masih terpantau lebar.

Baca juga: Wali Kota Bandung Dorong Kaum Perempuan Bangun Ekonomi Mandiri

TPAK wanita hanya 56,42 persen, sementara TPAK pria sebesar 84,66 persen. Sedangkan untuk rata-rata upah wanita hanya 77 persen dari upah pria. Jika melihat survei nasional literasi dan inklusi keuangan (SNLIK) 2025, tingkat literasi dan inklusi keuangan wanita RI masing-masing sebesar 65,58 persen dan 65,73 persen. Sedangkan pria masing-masing sebesar 67,32 persen dan 67,53 persen.

Hal tersebut membuat kesempatan untuk memperoleh akses keuangan juga belum maksimal. Literasi yang rendah menciptakan kurangnya kepercayaan diri dalam mengambil keputusan keuangan. Lalu, gap antara literasi dan inklusi menciptakan kerentanan keuangan.

Dorong kaum perempuan di sektor keuangan...

Page: 1 2

Galih Pratama

Recent Posts

BI Catat DPK Perbankan Tumbuh 8,5 Persen Jadi Rp9.217,9 Triliun

Poin Penting DPK Perbankan Tumbuh 8,5% yoy: Total dana pihak ketiga tercatat Rp9.217,9 triliun, didorong… Read More

34 mins ago

Serangan Siber Intai Multifinance, OJK Minta Lakukan Hal Ini

Poin Penting OJK minta multifinance perkuat keamanan siber sesuai POJK 4/2021. Clipan Finance terbaru terdampak… Read More

40 mins ago

Modal Ventura ke Fintech Makin Selektif, Ini Penjelasan OJK

Poin Penting OJK menyebut minat modal ventura ke fintech makin selektif, dipengaruhi risiko, prospek pertumbuhan,… Read More

52 mins ago

LPDB Optimis Penyaluran Dana Rp1,6 T ke Koperasi Rampung Akhir Tahun

Poin Penting Penyaluran dana LPDB ditargetkan tembus Rp1,6 triliun hingga akhir 2025. Mayoritas pembiayaan (≥80%)… Read More

57 mins ago

Kasus Roti’O Tolak Uang Tunai, BI Jelaskan Aturan Penggunaan Rupiah

Poin Penting BI menegaskan rupiah wajib diterima sebagai alat pembayaran di Indonesia, kecuali ada keraguan… Read More

1 hour ago

IHSG Lanjut Ditutup Merosot 0,71 Persen ke Level 8.584

Poin Penting IHSG kembali melemah 0,71% dan ditutup di level 8.584,78, dengan mayoritas saham dan… Read More

2 hours ago