Keuangan

OJK Restui Rencana Spin Off Unit Usaha Syariah Asuransi BRI Life

Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyetujui rencana pemisahan atau spin off Unit Syariah Asuransi BRI Life. BRI Life akan melanjutkan bisnis unit syariah dengan mendirikan perusahaan baru.

Spin off dilakukan karena unit syariah BRI Life sudah memenuhi ketentuan POJK No. 11 Tahun 2023 tentang Pemisahan Unit Syariah Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi.

Spin off ini akan dilaksanakan sesuai dengan keputusan OJK, dimulai pada rentang waktu Januari 2026 sampai dengan September 2026.

Direktur Utama BRI Life, Aris Hartanto mengungkapkan, pemisahan Unit Usaha Syariah di BRI Life saat ini diperlukan untuk memberikan peluang sekaligus menjawab tantangan, bagi perkembangan industri asuransi syariah ke depan. BRI Life memprediksikan, tahun 2025 industri asuransi syariah akan tumbuh positif.

Baca juga: Hingga Juli 2024, BRI Life Bayarkan Total Klaim dan Manfaat Rp2,88 Triliun

Pemisahan juga dilakukan untuk memperkuat struktur ketahanan, kemandirian, dan daya tahan BRI Life. Perseroan berkomitmen melayani nasabah dan menyediakan solusi asuransi berbasis syariah.

“Selain itu terpisahnya unit syariah BRI Life dari induk bertujuan untuk menciptakan operasional bisnis yang lebih efektif dan efisien,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jum’at, 18 Oktober 2024.

Dari sisi permodalan, UUS BRI Life memiliki ekuitas Rp232 miliar per akhir 2023. Angka itu sudah melampaui ketentuan OJK terkait nilai ekuitas minimal Rp100 miliar pada 2026.

Ke depan, Aris optimis penetrasi asuransi syariah di Indonesia akan semakin meningkat. Mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim. Belakangan, halal awareness juga semakin meningkat di masyarakat. Ini menjadi peluang bagi asuransi syariah.

Baca juga: Direstui OJK, PFI Mega Life Insurance Bakal Spin Off UUS

Mengacu data OJK dan ASEAN Insurance Surveillance Report 2022, penetrasi asuransi di Indonesia masih berada pada level 2,7 persen atau lebih rendah, dibandingkan dengan negara seperti Singapura (12,5 persen), Malaysia (3,8 persen), Thailand (4,6 persen). Aris menyakini, rendahnya penetrasi asuransi ini juga berpengaruh pada unit syariah. Tapi potensinya memang sangat besar.

BRI Life sendiri saat ini tercatat mempunyai fondasi yang kuat. Risk Based Capital (RBC) ada dii posisi 547,26 persen, mencerminkan BRI Life pada posisi yang kuat menghadapi berbagai risiko dan memberikan perlindungan bagi nasabah. Sebagai informasi, RBC minimum yang disyaratkan OJK adalah 120 persen. (*) Ari Astriawan

Galih Pratama

Recent Posts

PermataBank Bidik Bisnis Wealth Management Tumbuh Double Digit di 2025

Jakarta – Di tengah fenomena makan tabungan alias mantab akhir-akhir ini, pertumbuhan antara ‘orang-orang tajir’… Read More

7 mins ago

Kredit UMKM Kian Melambat, OJK Beberkan Penyebabnya

Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut tren pertumbuhan UMKM cenderung melambat, sejalan dengan risiko kredit UMKM… Read More

57 mins ago

OJK Ungkap Dampak Negatif Perbedaan Inklusi dan Literasi Keuangan Indonesia

Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyoroti pentingnya peningkatan inklusi dan literasi keuangan di Indonesia… Read More

1 hour ago

Sektor Otomotif Lesu, Adira Finance Banting Setir

Bandung - PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance) mengambil langkah agresif untuk mengatasi… Read More

2 hours ago

IHSG Turun 1,73 Persen Pekan Lalu, 5 Saham Ini jadi Pemberatnya

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama sepekan mengalami penurunan sebesar 1,73 persen di… Read More

2 hours ago

Investor Simak! 3 Sentimen Berikut Bakal Pengaruhi Gerak IHSG Pekan Ini

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami pelemahan yang signifikan pada periode pekan lalu… Read More

2 hours ago