News Update

OJK: Restrukturisasi Kredit di BPR Sudah Capai Rp16,83 Triliun

Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, hingga 25 Agustus 2020, realisasi restrukturisasi kredit di industri bank perkreditan rakyat (BPR) dan bank pembiayaan rakyat syariah (BPRS) sudah mencapai Rp16,83 triliun.

Direktur Eksekutif Penelitian dan Pengaturan Perbankan OJK Anung Herlianto menjelaskan, jumlah restrukturisasi tersebut, bersumber dari restrukturisasi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) Rp11,77 triliun dan Non UMKM sebesar Rp5,06 triliun.

“Realisasi jumlah debitur (yang direstrukturisasi) mencapai 331 ribu debitur, yang terdiri dari 275 ribu debitur UMKM dan 56 ribu debitur non UMKM,” ujarnya dalam Webinar dan E-awarding ke 90 Infobank BPR Awards 2020: Penyelamatan BPR ‘Ujung Tombak Pembiayaan UMKM di Tengah Pandemi’, Jakarta Kamis, 1 Oktober 2020.

Anung menambahkan, dari total nilai restrukturisasi tersebut, bersumber dari 1.282 BPR. Yang terdiri dari 1.163 BPR konvensional dan 119 BPRS yang telah melakukan restrukturisasi kredit akibat dampak pandemi COVID-19.

Untuk keberlangsungan industri BPR ke depan, OJK terus menunjukkan dukungannya dalam rangka mendorong penyaluran kredit BPR ke sektor UMKM. Beberapa panduan telah diterbitkan OJK dalam rangka meningkatkan peran BPR kepada sektor produktif.

Yang pertama, Anung menjelaskan, skema kerjasama perbankan kredit UMKM (KPKU). Yakni, sinergi bank umum konvensional dan BPR dalam bentuk kerja sama pembiayaan yang saling menguntungkan agar semakin banyak masyarakat, khususnya sektor UMKM yang dibiayai.

Kedua, skema APEX BPR. Yakni, kerja sama keuangan dan bantuan teknis antara BPR dengan bank umum yang menjalankan fungsi sebagai APEX (pengayom). Selanjutnya, skema kredit sektor produktif yang merupakan panduan penyaluran kredit ke sektor produktif bagi BPR dengan pendekatan value chain financing (VCF).

“Kemudian, ada generic model atau kredit/pembiayaan untuk melawan rentenir. Jadi artinya nanti, BPR harus lebih agile dan lebih lincah, selincah para rentenir itu memberikan kredit. Tentunya dengan mitigasi yang sangat memadai. Oleh karena itu, know your datas, know your landscape, know your ecosystem itu perlu dilakukan oleh teman-teman BPR,” tegasnya. (*) Bagus Kasanjanu

Editor: Rezkiana Np

Suheriadi

Recent Posts

Jumlah SID Naik, BEI Gaspol Tingkatkan Keaktifan Investor di Pasar Modal

Balikpapan – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, jumlah single investor identification (SID) menembus 14 juta per… Read More

3 hours ago

Generali Indonesia Beri Perlindungan Asuransi bagi 6.000 Pelari di PLN Electric Run 2024

Jakarta – PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia (Generali Indonesia) terus mendukung berbagai kegiatan yang mempromosikan kesehatan… Read More

4 hours ago

Diikuti 6.470 Pelari, PLN Electric Run 2024 Ditarget Hindari Emisi Karbon hingga 14 ton CO2

Jakarta - Sebanyak 6.470 racepack telah diambil pelari yang berpartisipasi dalam PLN Electric Run 2024… Read More

11 hours ago

Segini Target OJK Buka Akses Produk dan Layanan Jasa Keuangan di BIK 2024

Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membidik pencapaian Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2024 sekitar 8,7… Read More

12 hours ago

HUT ke-26, Bank Mandiri Hadirkan Inovasi Digital Adaptif dan Solutif untuk Siap Jadi Jawara Masa Depan

Jakarta - Merayakan usia ke-26, Bank Mandiri meluncurkan berbagai fitur dan layanan digital terbaru untuk… Read More

1 day ago

KemenKopUKM Gandeng Surveyor Indonesia Verifikasi Status Usaha Simpan Pinjam Koperasi

Jakarta - Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) menunjuk PT Surveyor Indonesia, anggota Holding BUMN IDSurvey,… Read More

1 day ago