Keuangan

OJK: Penurunan Kelas Menengah Tak Berdampak Signifikan ke Sektor Jasa Keuangan

Jakarta – Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menyebutkan terjadinya deflasi dan penurunan jumlah kelas menengah sebanyak 9,5 juta orang dalam 5 tahun terakhir, tak berdampak signifikan terhadap sektor jasa keuangan.

Mahendra mengatakan fenomena tersebut diharapkan tidak akan berimbas terhadap perekonomian maupun sektor jasa keuangan secara umum, sehingga dapat tetap terjaga baik.

“Terjadinya deflasi dan penurunan jumlah kelas menengah itu dilihat dari angka-angka yang ada dalam sektor jasa keuangan nampaknya belum memperlihatkan atau tidak memperlihatkan dampak yang signifikan,” ujar Mahendra dalam Konferensi Pers RDK, Senin, 8 Juli 2024.

Baca juga: OJK: Sektor Jasa Keuangan Stabil Didukung Likuiditas Memadai

Meski demikian, Mahendra mengatakan bahwa OJK dan pemerintah akan terus melakukan berbagai langkah untuk mengantisipasi dampak yang kurang baik akibat hal tersebut. Termasuk, menjaga daya beli masyarakat.

“Selain itu, untuk mengantisipasi kemungkinan atau potensi negatif dari hal-hal tadi untuk pemerintah bekerja sama dengan kami maupun juga dalam forum KSSK berupaya untuk stabilitas sektor keuangan tetap dijaga,” ungkapnya.

Mahendra menambahkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II 2024 tetap terjaga di atas 5 persen. Ini mencerminkan suatu pencapaian yang baik di tengah kondisi perlambatan ekonomi global dan ketidakpastian geopolitik yang berkepanjangan.

“Dalam konteks itu sebenarnya tingkat pertumbuhan tadi tentu merupakan berita baik bagi Indonesia ya, karena ternyata bisa tetap terjaga,” jelasnya.

Baca juga: OJK Catat Kredit Perbankan Tumbuh 12,40 Persen di Juli 2024

Kemudian, meskipun terjadi deflasi, namun inflasi inti tercatat tetap naik sebesar 1,95 persen, dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Ini menunjukkan bahwa permintaan tetap memperlihatkan peningkatan.

Sementara, khusus sektor jasa keuangan, kredit perbankan secara menyeluruh tetap tumbuh 12,4 persen. Sedangkan piutang pembiayaan dari perusahaan pembiayaan tumbuh 10,53 persen di Juli 2024 dan spending pembiayaan mengalami pertumbuhan 23,97 persen di Juli 2024.

“Tentu lagi-lagi hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan dan kinerja di sektor jasa keuangan tetap terjaga baik,” imbuhnya. (*)

Editor: Galih Pratama

Irawati

Recent Posts

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

18 hours ago

Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Selamatkan Kekayaan Negara

Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More

19 hours ago

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatra

Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More

19 hours ago

Kredit BNI November 2025 Tumbuh di Atas Rata-rata Industri

Poin Penting BNI menyalurkan kredit Rp822,59 triliun per November 2025, naik 11,23 persen yoy—melampaui pertumbuhan… Read More

20 hours ago

Cek Jadwal Operasional BSI Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting BSI menyiagakan 348 kantor cabang di seluruh Indonesia selama libur Natal 2025 dan… Read More

20 hours ago

Update Harga Emas Hari Ini: Galeri24 dan UBS Kompak Merosot, Antam Naik

Poin Penting Harga emas Pegadaian turun jelang libur Nataru 2025/2026, dengan emas Galeri24 turun Rp22.000… Read More

23 hours ago