Ilustrasi: Penyaluran kredit UMKM. (Foto: Istimewa)
Poin Penting
Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimis pertumbuhan kredit perbankan akan terus meningkat hingga akhir 2025. Meski diakui bahwa masih terdapat tekanan dari sisi permintaan kredit.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae berharap kredit terus tumbuh sebagaimana perkiraan hasil evaluasi rencanan bisnis bank (RBB) yang menunjukkan tidak adanya revisi signifikan dari bank.
Dian menilai, meskipun terdapat tekanan dari sisi permintaan kredit, terutama dari UMKM dan sektor perdagangan, optimisme terhadap pemulihan beberapa sektor ekonomi serta dukungan optimal dari fiskal, trade policy, dan industrial policy, dan investment policy juga akan meningkatkan efek multiplier ke konsumsi rumah tangga dan investasi dunia usaha.
“Sehingga juga mendorong permintaan terhadap kredit perbankan,” ujar Dian dalam jawaban tertulis, dikutip, Selasa, 25 November 2025.
Baca juga: OJK Optimistis Momen Nataru Bisa Dongkrak Kredit Konsumsi
Dian menyebutkan, terdapat beberapa faktor yang dapat mendorong pertumbuhan kredit hingga akhir tahun 2025. Di antaranya, transmisi kebijakan moneter yang semakin membaik, tren penurunan suku bunga pinjaman, dan percepatan belanja pemerintah atau investasi swasta.
“Selain itu, dorongan kebutuhan belanja musiman rumah tangga jelang akhir dan awal tahun,” ungkap Dian.
Adapun pada September 2025, kredit tumbuh 7,70 persen yoy, meningkat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 7,56 persen. Sedangkan total outstanding kredit mencapai Rp8.162,8 triliun.
Berdasarkan jenis penggunaan, kredit investasi mencatatkan pertumbuhan tertinggi sebesar 15,18 persen, diikuti oleh kredit konsumsi tumbuh 7,42 persen dan kredit modal kerja tumbuh moderat 3,37 persen yoy.
Dari kategori debitur, kredit korporasi tumbuh sebesar 11,53 persen, sedangkan kredit UMKM tumbuh sebesar 0,23 persen.
Jika ditinjau berdasarkan sektor ekonomi, penyaluran kredit menunjukkan pertumbuhan yang kuat pada beberapa sektor strategis, dengan laju pertumbuhan tahunan mencapai dua digit. Sektor pengangkutan dan pergudangan mencatatkan pertumbuhan sebesar 19,32 persen.
Sementara itu, sektor pertambangan dan penggalian tumbuh 19,15 persen. Pertumbuhan kredit dari sektor-sektor tersebut diharapkan dapat mendukung pencapaian target kredit perbankan sampai akhir tahun ini.
Baca juga: OJK: Masih Ada Ruang Penurunan Suku Bunga Kredit Perbankan
Di sisi lain, kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio non performing loan (NPL) gross sebesar 2,24 persen dan NPL net relatif stabil sebesar 0,87 persen. Loan at Risk (LaR) pada September 2025 turun dibandingkan bulan sebelumnya menjadi 9,52 persen.
Ketahanan perbankan juga tetap kuat tercermin dari permodalan (CAR) yang berada di level tinggi sebesar 26,15 persen. Ini menjadi bantalan mitigasi risiko yang kuat untuk mengantisipasi kondisi ketidakpastian global. (*)
Editor: Galih Pratama
Poin Penting BRI membukukan laba bank only Rp45,44 triliun per November 2025, turun dari Rp50… Read More
Poin Penting Seluruh bank besar seperti BCA, BRI, Mandiri, BNI, dan BTN memastikan layanan perbankan… Read More
Poin Penting Bank Jateng membagikan dividen Rp1,12 triliun kepada Pemprov dan 35 kabupaten/kota di Jateng,… Read More
Poin Penting Perencanaan keuangan krusial bagi freelancer untuk mengelola arus kas, menyiapkan dana darurat, proteksi,… Read More
Poin Penting Pastikan kendaraan dan dokumen dalam kondisi lengkap dan prima, termasuk servis mesin, rem,… Read More
Bank Muamalat memberikan layanan “Pusat Bantuan” Muamalat DIN. Selain untuk pembayaran, pembelian, atau transfer, nasabah… Read More