Keuangan

OJK: Nilai Transaksi Kripto RI Capai Rp475,13 Triliun, Investor Tembus 21,63 Juta

Jakarta – Pada Oktober 2024, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat perdagangan aset kripto di Indonesia mengalami peningkatan signifikan dibandingkan bulan sebelumnya.

Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto (IAKD) OJK, Hasan Fawzi, mengungkap jumlah transaksi kripto di Indonesia tumbuh sebesar 43,87 persen secara month to month (MtM), menjadi Rp48,44 triliun.

“Transaksi aset kripto tercatat meningkat sebesar 43,87 persen menjadi Rp48,44 triliun, dibanding di bulan September yang tercatat berada di angka Rp33,67 triliun,” ungkap Hasan dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner Bulanan OJK yang digelar secara virtual, Jumat, 13 Desember 2024.

Baca juga: Transaksi Ajaib Kripto Naik 10 Kali Lipat hingga Oktober 2024, Ini Nilainya

Lebih lanjut OJK juga mencatat peningkatan investor kripto menjadi 21,63 juta investor pada Oktober 2024. Angka ini meningkat dari jumlah di bulan September 2024, yakni sebesar 21,27 juta investor.

Hasan melanjutkan, fenomena ini salah satunya disebabkan karena dinamika perekonomian global. Kemenangan Donald Trump menjadi presiden terpilih Amerika Serikat (AS) juga dinilai menjadi faktor utama di balik peningkatan jumlah investor.

“Faktor kemenangan Trump sebagai presiden terpilih di AS, membuat investor aset kripto cenderung dalam kondisi bullish,” lanjutnya.

Baca juga: Waspadai Efek Trump, OJK Pastikan Stabilitas Sektor Jasa Keuangan Terjaga

Dengan demikian, hingga Oktober 2024, total nominal transaksi aset kripto di Indonesia mencapai Rp475,13 triliun. Jumlah ini mengalami kenaikan sebesar 352,85 persen secara year on year (yoy).

Proses Transisi Masih Berlangsung

Hasan menambahkan, saat ini pihaknya masih melaksanakan proses transisi untuk menjadi badan pengawasan transaksi aset digital, termasuk kripto. Sebelumnya, tugas ini dilaksanakan oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti).

OJK tengah melakukan nota kesepahaman, membentuk tim transisi, membahas substansi, dan menyusun perangkat peraturan, baik itu dari POJK maupun SEOJK.

“Kami juga terus menyiapkan dan mengembangkan infrastruktur yang diperlukan, termasuk pedoman pengawasan dan panduan teknis, serta koordinasi terhadap stakeholders yang terkait di aset kripto ini,” tukasnya.

Baca juga: OJK Cabut Izin Usaha PT BPR Pakan Rabaa Solok Selatan
Baca juga: Sah! OJK Setujui Pengangkatan 3 Komisaris BSI

Sebagai informasi, pengalihan pengawasan ini dilakukan berdasarkan amanat Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU PPSK). Proses ini direncanakan selesai pada Januari 2025. (*) Mohammad Adrianto Sukarso

Yulian Saputra

Recent Posts

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

13 hours ago

Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Selamatkan Kekayaan Negara

Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More

13 hours ago

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatra

Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More

14 hours ago

Kredit BNI November 2025 Tumbuh di Atas Rata-rata Industri

Poin Penting BNI menyalurkan kredit Rp822,59 triliun per November 2025, naik 11,23 persen yoy—melampaui pertumbuhan… Read More

15 hours ago

Cek Jadwal Operasional BSI Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting BSI menyiagakan 348 kantor cabang di seluruh Indonesia selama libur Natal 2025 dan… Read More

15 hours ago

Update Harga Emas Hari Ini: Galeri24 dan UBS Kompak Merosot, Antam Naik

Poin Penting Harga emas Pegadaian turun jelang libur Nataru 2025/2026, dengan emas Galeri24 turun Rp22.000… Read More

18 hours ago