OJK Luncurkan Program “Si Cantik” untuk Tingkatkan Literasi Keuangan Perempuan

OJK Luncurkan Program “Si Cantik” untuk Tingkatkan Literasi Keuangan Perempuan

Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meluncurkan program “Sahabat Ibu Cakap Literasi Keuangan Syariah” atau Si Cantik, guna meningkatkan literasi dan inklusi keuangan syariah di kalangan perempuan Indonesia.

Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan dan Komunikasi OJK Mohammad Ismail Riyadi mengatakan bahwa perempuan memiliki peran kunci dalam pengelolaan keuangan rumah tangga, sehingga menjadi target strategis dalam upaya peningkatan literasi keuangan nasional.

“Data menunjukkan bahwa 50,3 persen peminjam di fintech adalah perempuan. Jadi kami melihat akses keuangan ini perlu diimbangi dengan literasi keuangan (terhadap perempaun,” ujar Ismail, dihadapan wartawan, di Jakarta, Senin, 28 April 2025.

Menurut Ismail, selain meningkatkan literasi, OJK juga fokus pada perlindungan perempuan dari kejahatan finansial digital. Untuk itu, OJK membentuk unit Anti-Scam di bawah Satgas PASTI (Satgas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal), yang bertugas menangani laporan penipuan keuangan.

“Sejak dibentuk kurang dari tiga bulan lalu, unit Anti-Scam telah menerima lebih dari 98 ribu laporan, memblokir lebih dari 40 ribu rekening, dan menyelamatkan dana masyarakat sebesar Rp137 miliar,” tambahnya.

Baca juga: Bos OJK Ungkap Tantangan Ekonomi Global dan Dampaknya pada Indonesia

Sementara itu, data Satgas PASTI mencatat, dalam periode Januari hingga April, terdapat 1.236 pengaduan terkait aktivitas keuangan ilegal dengan 1.332 entitas terlibat. Kasus terbesar masih didominasi oleh pinjaman online ilegal dan investasi bodong.

Kolaborasi dengan Perencana Keuangan Bersertifikat

Dalam program Si Cantik, OJK menggandeng perencana keuangan bersertifikasi atau Certified Financial Planner (CFP) dari Financial Planning Standard Board (FPSB) Indonesia dan International Association of Registered Financial Consultant (IARFC) Indonesia, serta berhasil mengumpulkan sekitar 100 perencana keuangan yang telah dikurasi menjadi Duta Keuangan Syariah.

“Kami berharap para CFP ini tidak hanya berpraktik profesional, tetapi juga aktif berkontribusi sosial dengan mengedukasi masyarakat, khususnya kaum ibu dan perempuan, tentang dasar-dasar pengelolaan keuangan syariah,” ujar Ismail.

Para duta ini nantinya juga diharapkan memanfaatkan media sosial untuk mengampanyekan edukasi keuangan syariah dan memperingatkan masyarakat terkait maraknya kejahatan keuangan ilegal.

Program ini menjadi bagian dari upaya berkelanjutan untuk mencetak dua hingga tiga juta Duta Literasi Keuangan di Indonesia, sejalan dengan program nasional Gencarkan (Gerakan Nasional Cerdas Keuangan) yang diluncurkan oleh Tim Nasional Keuangan Inklusif (TNKI) bersama OJK tahun lalu. Para duta akan direkrut dari berbagai latar belakang, mulai dari mahasiswa, penyuluh agama, hingga aparatur desa.

Pentingnya Literasi Keuangan Syariah

Dalam kesempatan tersebut, OJK juga menyoroti masih rendahnya tingkat literasi keuangan syariah nasional. Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2022, tingkat literasi keuangan syariah Indonesia baru mencapai 39 persen. Sementara itu, tingkat inklusi atau penggunaan produk keuangan syariah stagnan di angka 12 persen.

OJK mencatat tiga tantangan utama dalam meningkatkan literasi dan inklusi keuangan syariah, yaitu rendahnya pemahaman masyarakat terhadap produk keuangan syariah, belum meratanya jaringan layanan keuangan syariah, serta perlunya produk yang lebih inovatif dan kompetitif.

“Walaupun ada kenaikan tingkat literasi, kita masih harus mendorong kedua sisi: permintaan masyarakat melalui edukasi, dan penawaran produk dari industri jasa keuangan,” tambah Ismail.

Baca juga: Bos OJK Optimis Kredit Perbankan Tetap Tumbuh hingga 11 Persen di 2025

Peran Strategis Perempuan

Perempuan disebut memiliki peran kunci dalam mengelola keuangan keluarga, mulai dari belanja kebutuhan sehari-hari hingga pengelolaan tabungan dan investasi. Karena itu, pemberdayaan perempuan dalam program literasi keuangan menjadi prioritas.

Program Si Cantik menjadi sarana utama untuk memperluas edukasi keuangan syariah melalui pemberdayaan ibu-ibu sebagai Duta Literasi Keuangan di komunitas masing-masing. Selain itu, OJK juga mengajak perusahaan jasa keuangan dan para CEO untuk turut berpartisipasi aktif dalam gerakan ini.

“Dengan memperluas jangkauan hingga ke wilayah luar perkotaan, kami berharap literasi keuangan syariah bisa lebih merata dan berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat,” ungkap Ismail.

Pelaksanaan program ini akan dipantau melalui platform pelaporan khusus yang mulai aktif pada Juni 2025 mendatang, untuk memastikan target peningkatan literasi dan inklusi keuangan syariah tercapai. (*) Ayu Utami

Related Posts

Top News

News Update