News Update

OJK: Kondisi Sektor Jasa Keuangan Tahun 2017 Stabil

Jakarta– Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan, sektor jasa keuangan di Indonesia pada akhir 2017 menunjukkan kondisi yang stabil dengan kinerja intermediasi yang berada pada level positif.

“Stabilitas sektor jasa keuangan selama 2017 didukung oleh permodalan yang tinggi dan likuiditas yang memadai untuk mengantisipasi risiko dan mendukung ekspansi usaha,” jelas Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dalam jumpa pers akhir tahun di Kantor OJK Jakarta, Kamis 21 Desember 2017.

Data OJK menunjukkan, hingga November tahun ini, Capital Adequacy Ratio (CAR) perbankan sebesar 23,54% dengan tier 1 Capital 21,74%. Sementara Risk based capital (RBC) asuransi umum dan asuransi jiwa masing-masing tercatat sebesar 310% dan 492%, jauh diatas ketentuan yang ditetapkan regulator sebesar 120%.

Likuiditas pasar juga terlihat memadai dengan excess reserve perbankan per 13 Desember 2017 sebesar Rp644,95 triliun. Rasio alat likuid per non-core deposit dan rasio alat likuid per DPK (Dana Pihak Ketiga) masing-masing sebesar 101,75% dan 21,44%.

“Kinerja intermediasi sektor jasa keuangan juga berada pada level positif, terutama didukung oleh penghimpunan dana di pasar modal telah mencapai Rp257,02 triliun, melebihi target tahun 2017 sebesar Rp217,02 triliun,” tambah Wimboh.

Masih kata Wimboh, intermediasi perbankan juga sudah mulai tumbuh yang ditunjukkan dari angka kredit perbankan. Sampai dengan November 2017 kredit perbankan mengalami peningkatan sebesar Rp228 triliun, sehingga total kredit perbankan mencapai Rp4.605 triliun atau tumbuh sebesar 7,47% yoy (year on year).

Tingkat kredit atau pembiayaan bermasalah secara umum juga masih berada dalam level yang terjaga, yakni sebesar 2,89% untuk perbankan dan 3,08% untuk perusahaan pembiayaan. Sedangkan tingkat suku bunga perbankan, baik bunga deposito maupun tingkat bunga pinjaman menunjukkan tren menurun.

Data sampai dengan November 2017 menunjukkan bahwa suku bunga deposito 1 bulan rata-rata 5,72%, turun 64 bps dibanding tahun lalu dan suku bunga kredit rata-rata 11,45%, turun 72 bps dibanding tahun lalu.(*)

Suheriadi

Recent Posts

Berpotensi Dipercepat, LPS Siap Jalankan Program Penjaminan Polis pada 2027

Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More

3 hours ago

Program Penjaminan Polis Meningkatkan Kepercayaan Publik Terhadap Industri Asuransi

Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More

4 hours ago

Promo Berlipat Cicilan Makin Hemat dari BAF di Serba Untung 12.12

Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More

6 hours ago

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More

7 hours ago

wondr BrightUp Cup 2025 Digelar, BNI Perluas Dukungan bagi Ekosistem Olahraga Nasional

Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More

7 hours ago

JBS Perkasa dan REI Jalin Kerja Sama Dukung Program 3 Juta Rumah

Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More

10 hours ago