Ekonomi dan Bisnis

OJK: Integrasi Kebijakan Makro dan Mikro jadi Kunci Pertumbuhan Ekonomi RI

Jakarta – Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan, dalam ketidakpastian ekonomi global perlu adanya integrasi antara kebijakan makro dan mikro.

Hal tersebut diungkapkan Kiki, dalam Indonesia Management Summit (IMS) 2024, bertajuk “Volatilitas Makroekonomi dan Kompleksitas Mikroekonomi: Harmonisasi dalam Ketidakpastian.”

“Kita perlu mengintegrasikan kebijakan makro dan mikro dan memperkuat stabilitas sektor jasa keuangan,” katanya dalam diskusi panel sesi pagi 1 IMS 2024, dikutip Rabu, 28 Agustus 2024.

Selain itu, pemerintah juga perlu mendorong kreativitas dan inovasi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Dalam diskusi panel di sesi pagi 1 tersebut dimoderatori oleh Dr. Soebowo Musa membahas dikotomi makroekonomi dan mikroekonomi menghadirkan Komisaris Garuda Indonesia Chairal Tanjung, Ketua Program Studi Pascasarjana Ilmu Manajemen FEB UI Zaäfri Ananto Husodo, M.M., Ph.D., dan Ketua Umum, Asosiasi Pengusaha Indonesia (2018–2023) Dr. Hariyadi Sukamdani. 

Baca juga: Iluni PPIM FEB UI Gelar IMS 2024, Bahas Peran Kapabilitas Manajemen Transformatif bagi Daya Saing Bangsa

Di mana, mereka menyepakati bahwa dari sisi praktisi, Indonesia masih perlu memperbanyak berbagai kebijakan makroekonomi yang relevan dalam membantu pengusaha di Indonesia. 

Mereka juga menyatakan bahwa kebijakan makroekonomi yang tepat berdampak pada semakin produktifnya manajemen mikro, terutama dalam menjalankan berbagai proses bisnis. 

Dari sisi akademisi, melihat jarangnya pakar mikroekonomi yang diperlukan untuk menjadi mitra para pakar makroekonomi yang sudah cukup banyak di Indonesia. 

Sementara dari sisi pengusaha menyoroti perlunya suatu perencanaan yang lebih matang bagi para pembuat kebijakan di pemerintahan sehingga bisa lebih sesuai dengan kondisi di lapangan dan dapat memberikan solusi yang relevan. 

Adapun, sesi Pagi 2 diawali dengan paparan oleh Ketua Departemen Manajemen FEB UI Prof. Dr. Irwan Adi Ekaputra, M.M. yang menyampaikan, perusahaan menekankan dua prinsip utama, yaitu pertumbuhan dan risiko. 

Valuasi perusahaan didasarkan pada potensi pertumbuhan untuk meningkatkan keuntungan dan kemampuan dalam mengelola risiko guna menghindari kerugian. 

Baca juga : ILUNI PPIM FEB UI Siap Gelar Hajatan IMS 2024, Catat Tanggalnya!

Untuk itu, prinsip keuangan perusahaan harus fokus pada strategi yang menyeimbangkan kedua aspek ini, dengan mempertimbangkan data historis dan proyeksi masa depan.

Ini penting untuk menciptakan nilai jangka panjang bagi pemangku kepentingan melalui pertumbuhan yang berkelanjutan dan pengelolaan risiko yang efektif. 

Diskusi panel di Sesi Pagi 2 yang dimoderatori oleh Dr. Ciska Tobing membahas topik kompetensi dan kinerja menghadirkan Ketua Ikatan Akuntan Indonesia Dr. Ardan Adiperdana, Ketua Umum Indonesia Strategic Management Society Prof. Sari Wahyuni, S.I.P., M.Sc., Ph.D. dan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia Roy Nicholas Mandey. 

Ardan menjelaskan, akuntan bukan hanya pencatat keuangan tetapi juga mitra strategis yang membantu pengambilan keputusan, mengelola risiko, dan membangun kepercayaan melalui pelaporan yang transparan. 

Oleh karena itu, perlu upaya untuk mengembangkan kompetensi, meningkatkan kesadaran, dan mengadopsi teknologi dalam profesi akuntansi. 

Mereka menyepakati bahwa perusahaan harus menyeimbangkan upaya untuk tumbuh dengan manajemen risiko yang efektif guna mencapai stabilitas dan keberlanjutan jangka panjang. Kemudian, strategi pemasaran yang jelas harus diukur dengan mempertimbangkan faktor pasar dan non-pasar. 

Dalam proses pembuatan undang-undang, pelaku usaha perlu dilibatkan secara aktif, bukan hanya sebagai objek sosialisasi. Hal ini penting agar mereka dapat menjadi agen perubahan, karena pemerintah tidak dapat bekerja sendiri, perlu ada kolaborasi yang kuat dan kesadaran akan krisis. (*)

Editor : Galih Pratama

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

Konsumsi Meningkat, Rata-Rata Orang Indonesia Habiskan Rp12,3 Juta di 2024

Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pengeluaran riil rata-rata per kapita masyarakat Indonesia sebesar Rp12,34 juta… Read More

1 hour ago

Laba Bank DBS Indonesia Turun 11,49 Persen jadi Rp1,29 Triliun di Triwulan III 2024

Jakarta - Bank DBS Indonesia mencatatkan penurunan laba di September 2024 (triwulan III 2024). Laba… Read More

2 hours ago

Resmi Diberhentikan dari Dirut Garuda, Irfan Setiaputra: Saya Terima dengan Profesional

Jakarta - Melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Jumat, 15 November 2024,… Read More

3 hours ago

IHSG Ditutup Bertahan di Zona Merah 0,74 Persen ke Level 7.161

Jakarta – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, 15 November 2024, masih ditutup… Read More

3 hours ago

Naik 4 Persen, Prudential Indonesia Bayar Klaim Rp13,6 Triliun per Kuartal III-2024

Jakarta - PT Prudential Life Assurance atau Prudential Indonesia mencatat kinerja positif sepanjang kuartal III-2024.… Read More

4 hours ago

Kebebasan Finansial di Usia Muda: Tantangan dan Strategi bagi Gen-Z

Jakarta - Di era digital, keinginan untuk mencapai kebebasan finansial pada usia muda semakin kuat,… Read More

5 hours ago