Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi
Poin Penting
Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengingatkan Pekerja Migran Indonesia (PMI) agar tidak sembarangan memberikan data pribadi kepada orang lain. Peringatan ini disampaikan menyusul maraknya modus penipuan dengan meminjam identitas untuk berutang di luar negeri.
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, mengatakan banyak PMI yang meminjamkan data pribadinya kepada sesama warga Indonesia di luar negeri. Identitas tersebut kemudian disalahgunakan untuk mengambil pinjaman.
“Banyak pekerja migran yang mau namanya dipinjam. Pertama katanya dibaikin dulu sama orang, orang Indonesia juga, katanya yang tinggal di sana. Kemudian mau nggak mintain tolong, pinjam namamu ya, pinjam ID-mu ya, padahal itu untuk utang. Yang katanya kalau sampai kerja seumur hidup pun nggak akan lunas utangnya begitu, karena besar sekali,” ujar Friderica dalam Edukasi Keuangan bagi PMI, Senin, 10 November 2025.
Ia menambahkan, banyak PMI akhirnya terjerat utang besar akibat kelalaian tersebut.
Baca juga: Pengguna Paylater Naik Jadi 30 Juta, Nilai Utang Tembus Rp24,86 Triliun
Friderica, yang akrab disapa Kiki, pun mewanti-wanti agar PMI tidak mudah percaya kepada orang lain, meskipun tampak baik.
“Jadi kalau pun ada yang baik di sana, apalagi yang ganteng, cantik, hati-hati ya, itu nanti kalau pinjam ID jangan mau ya. Kalau pinjamin duit aja mungkin masih oke, tapi kalau pinjamin ID jangan pernah mau,” tegas Kiki.
Menurutnya, banyak kasus PMI tertipu karena merasa tidak enak menolak permintaan dari sesama teman di perantauan.
Kiki menjelaskan, OJK berperan memberikan perlindungan dan edukasi kepada PMI sesuai amanat Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 dan UU P2SK (Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan).
“Makanya kita hadir di sini untuk memberikan pelindungan kepada mas, mbak semua, para pekerja migran Indonesia maupun calon pekerja migran Indonesia. Perlindungannya bukan dalam bentuk ngikutin mas, mbak semua ke Hongkong, ke Taiwan, nggak bisa, tapi melalui literasi, edukasi, dan inklusi,” imbuhnya.
Baca juga: Remitansi PMI Capai Rp40 Triliun, BRI Buka Kantor Cabang di Taipei
Lebih lanjut, Kiki menuturkan bahwa para pelaku penipuan kerap mengincar PMI karena dianggap memiliki banyak uang. Oleh karena itu, penting bagi PMI untuk memiliki literasi keuangan agar tidak mudah tertipu.
“Scammer-scammer ya, mas, mbak semua, melihat PMI itu udah pikirannya uangnya banyak, itu mangsa yang empuk untuk dilakukan scam. Jadi hati-hati. Makanya ikut kelas ini nanti insyaallah sudah bisa terhindar dari berbagai scam dan penipuan,” pungkas Kiki. (*)
Editor: Yulian Saputra
Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More
Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More
Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More
Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More
Poin Penting Bank Mandiri raih 5 penghargaan BI 2025 atas kontribusi di makroprudensial, kebijakan moneter,… Read More
Poin Penting Menhut Raja Juli Antoni dikritik keras terkait banjir dan longsor di Sumatra, hingga… Read More