News Update

OJK Ingatkan Influencer yang Asal Rekomendasi Saham, Bisa Kena Pidana

Bandung – Selama pandemi Covid -19, perkembangan investor ritel tumbuh signifikan. Hal ini juga diiringi oleh maraknya influencer di pasar saham.

Anggota Dewan Komsioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Tirta Segara mengingatkan influencer atau publik figur akan rambu-rambu yang ada jika ingin melakukan endorsment atau promosi terhadap investasi saham.

Ia mengingatkan, jangan sampai para publik figur berprilaku seolah-olah menjadi penasihat investasi

Hal ini lantaran untuk menjadi penasihat investasi, individu harus memiliki pengetahuan yang mumpuni dalam menganalisis efek. Selain itu, penasihat investasi orang perorangan maupun berbentuk perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya harus mendapat izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

“Jadi kalau influencer ini meng-endors, dia berprilaku sebagai penasihat investasi itu harus harus memperoleh izin,” ujar Tirta dalam kegiatan pelatihan media OJK di Bandung, 4 Desember 2021.

OJK sebagai regulator sudah memiliki regulasi yang melarang aksi pump and dump melalui peraturan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Bab XI Pasal 91 yang berbunyi: Setiap Pihak dilarang melakukan tindakan, baik langsung maupun tidak langsung, dengan tujuan untuk menciptakan gambaran semu atau menyesatkan mengenai kegiatan perdagangan, keadaan pasar, atau harga Efek di Bursa Efek.

Sementara itu, Pasal 93 UU Pasar Modal menggariskan, setiap pihak dilarang, dengan cara apa pun, membuat pernyataan atau memberikan keterangan yang secara material tidak benar atau menyesatkan sehingga memengaruhi harga efek di bursa efek.

Selain UU Pasar modal, OJK juga mengatur dalam Peraturan OJK Nomor 5 Tahun 2019 tentang perilaku yang dilarang bagi penasihat investasi.

“Jangan sampai ada conflict of interest. Misalnya saya beli saham dulu terus pakai influencer biar harga saham saya naik, begitu naik terus saya lepas,” ungkap Tirta.

Sebagai hukuman pelanggaran aturan ini sejatinya influencer bisa dijerat pidana seperti disebutkan di pasal 104 yang berbunyi “Setiap Pihak yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 90, Pasal 91, Pasal 92, Pasal 93, Pasal 95, Pasal 96, Pasal 97 ayat (1), dan Pasal 98 diancam dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp15.000.000.000,00 (lima belas miliar rupiah).” (*) Dicky F.

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Ekonom Prediksi Penerimaan Pajak 2025 Tak Capai Target

Jakarta – Head of Research & Chief Economist Mirae Asset, Rully Arya Wisnubroto memprediksi bahwa penerimaan pajak… Read More

13 hours ago

Siapa Pendiri Taman Safari Indonesia? Ini Dia Sosoknya

Jakarta - Siapa pemilik dari Taman Safari Indonesia? Pertanyaan tersebut banyak diperbincangan publik luas seiring… Read More

13 hours ago

IHSG Jelang Long Weekend Ditutup Menguat ke Level 6.438

Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan hari ini, 17 April 2025,… Read More

13 hours ago

RUPST BTPN Syariah Bagikan Dividen

Jajaran Komisaris BTPN Syariah berfoto bersama dengan jajaran Direksi, usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan,… Read More

14 hours ago

Bos Pegadaian Beberkan Peluang dan Tantangan Bisnis Emas

Jakarta - PT Pegadaian Persero (Pegadaian) mengungkapkan peluang besar industri bullion bank, yakni bank yang… Read More

14 hours ago

Deindustrialisasi Vs Industry Led Growth

Oleh Cyrillus Harinowo, pengamat ekonomi PAGI itu, saya melakukan perjalanan ke San Diego Hill di… Read More

14 hours ago