“Upaya yang telah dilakukan OJK menyikapi penyimpangan dengan pencegahan dengan edukasi, mengunjungi 40 kota setiap tahun khusunya wilayah timur,” ujarnya.
Sementara itu tingkat inklusi keuangan masyarakat Indonesia berdasarkan hasil survei OJK pada tahun 2016 adalah sebesar 67,82 persen, naik sebesar 8,08 persen dari hasil survei tahun 2013, yaitu sebesar 59,74 persen.
Baca juga: Indeks Literasi dan Inklusi Keuangan Meningkat
Namun demikian, walau ada peningkatan, Titu menilai tingkat literasi dan inklusi keuangan di Indonesia masih tergolong rendah.
Dengan masih rendahnya tingkat literasi dan inklusi keuangan masyarakat seringkali dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk memasarkan produk atau layanan jasa keuangan dengan berbagai cara. Akibatnya seringkali yang disampaikan kepada masyarakat tidak akurat dan tidak jelas yang berpotensi merugikan masyarakat. Menanggapi hal tersebut, OJK terus berkerja sama dengan kepolisian serta jajarannya untuk dapat terus mengawasi pelayanan keuangan di Indonesia. (Bersambung ke halaman berikutnya)
Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pengeluaran riil rata-rata per kapita masyarakat Indonesia sebesar Rp12,34 juta… Read More
Jakarta - Bank DBS Indonesia mencatatkan penurunan laba di September 2024 (triwulan III 2024). Laba… Read More
Jakarta - Melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Jumat, 15 November 2024,… Read More
Jakarta — Bank Indonesia (BI) dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) mencatat, penggunaan QRIS di Jawa Tengah… Read More
Jakarta – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, 15 November 2024, masih ditutup… Read More
Jakarta - PT Prudential Life Assurance atau Prudential Indonesia mencatat kinerja positif sepanjang kuartal III-2024.… Read More