Categories: Perbankan

OJK Dorong Bunga UKM Lebih Murah dari Korporasi

Jakarta–Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) menyindir industri perbankan yang memberikan tingkat bunga lebih rendah kepada segmen korporasi dibandingkan segmen Usaha Kecil dan Menengah (UKM/mikro), sehingga sektor UKM sulit mencari pendanaan untuk mengembangkan bisnisnya.

Adanya kondisi tersebut, OJK mendukung keinginan pemerintah agar bunga UKM melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) bisa lebih rendah dari posisi yang saat ini berada di 12%.

Beberapa bank suku bunga kredit mikro (UKM) masih lebih tinggi dibandingkan bunga segmen korporasi. Sebagai contoh, suku bunga dasar kredit korporasi di Bank Mandiri berada di 10,50%. Sedangkan untuk kredit mikro dipatok 19,25%.

Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad mengatakan, pihaknya mendukung bunga kredit mikro atau UKM bisa lebih rendah lagi, oleh sebab itu perlu diiringi perluasan akses keuangan yang inklusif. “Kita senang dan dukung bunga (UKM) turun tapi aksesnya juga harus mudah. Makanya kita perlu perluasan aksesnya juga. Jadi ada dua PR kita, pertama akses dan kedua, bunga turun,” ujarnya di JCC Senayan, Jakarta, Selasa malam, 24 November 2015.

Lebih lanjut Muliaman mengungkapkan, perluasan akses keuangan diperlukan untuk mendorong efisiensi bank dalam menyalurkan kredit sehingga bunganya bisa lebih murah. Pasalnya, saat ini regulator sendiri telah berupaya untuk memperluas akses keuangan melalui program Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif (Laku Pandai).

“Kita punya peran masing-masing, Pak Agus (Gubernur BI) punya peran dan saya punya peran. Peran saya mendorong efisiensi karena saya kan lebih mikro pak Agus kan lebih makro, Pak Agus soal tingkat bunga, saya yang efisiensi agar kemudian bunga itu murah dengan cara membangun bisnis model yang lebih kondusif, semua bisa kita cari,” tukasnya.

Selain itu, OJK juga ingin membuka ruang penyaluran KUR melalui skema linkage yang melibatkan perbankan dengan institusi keuangan lain seperti Bank Perkreditan Rakyat (BPR), koperasi, maupun perusahaan pembiayaan. Namun, dia mengingatkan agar perluasan cakupan target penerima KUR tetap dilakukan selektif, dengan mengacu performa pada penyaluran KUR tahun lalu.

“Sekarang dengan KUR ini sudah sangat murah, tahun depan itu bunganya bisa 9%, itu mikro,” tutup Muliaman. (*) Rezkiana Nisaputra

Paulus Yoga

Recent Posts

Tabungan Jadi Prioritas atau Gaya Hidup? Simak Pandangan UOB Indonesia

Jakarta - UOB Indonesia memandang pentingnya literasi keuangan untuk membantu masyarakat memahami dan mengelola keuangan pribadi… Read More

4 hours ago

OJK Tegaskan Penghapusan Utang Kredit UMKM Tak Perlu Aturan Turunan

Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan bahwa penghapusan utang kredit usaha mikro, kecil, dan… Read More

5 hours ago

Strategi UNTD Hadapi Persaingan Motor Listrik di Tengah Pelemahan Daya Beli Masyarakat

Tangerang - PT Terang Dunia Internusa Tbk, menyiapkan sejumlah strategi khusus menghadapi pelemahan daya beli… Read More

7 hours ago

Gara-gara Kasus Investree, OJK Tegas Bakal Lakukan Ini ke Industri Fintech Lending

Jakarta - Kasus yang menimpa PT Investree Radhika Jaya atau Investree menyita perhatian masyarakat, dianggap… Read More

8 hours ago

Era Open Banking, OJK Wanti-wanti 3 Tantangan Ini ke Industri Perbankan

Jakarta - Istilah open banking mengacu kepada aksesibilitas data yang semakin terbuka, memungkinkan bank untuk… Read More

8 hours ago

Gelar Indonesia Knowledge Forum 2024, BCA Dorong Penguatan Sektor Bisnis

Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menggelar Indonesia Knowledge Forum (IKF) 2024, di… Read More

8 hours ago