Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, hingga Maret 2021 dana kelolaan Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK-EBA) di Indonesia telah mencapai Rp4,87 triliun.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Hoesen saat menghadiri seminar nasional ‘Sekuritisasi Aser Peluang dan Tantangan’. Lebih lanjut Hoesen mengatakan, produk KIK-EBA di pasar keuangan Indonesia cukup bervariasi.
“Pada tahun 2021 terdapat 9 produk KIK-EBA dengan total dana kelolaan Rp4,87 triliun,” kata Hoesen melalui video conference di Jakarta, Rabu 24 Maret 2021.
Dirinya menjelaskan, pandemi covid-19 cukup berdampak negatif pada nilai produk KIK-EBA. Dimana hingga akhir 2020 nilai produk tersebut sempat alami penurunan hingga 28%.
“Produk ini cukup terdampak signifikan di 2020 akibat pandemi covid mengalami penurunan 28% dari Rp6,78 triliun pada Desember 2019 menjadi Rp4,88 triliun pada Desember 2020,” jelas Hoesen.
Dirinya mengatakan, kebutuhan pembiayaan nasional kini telah didukung oleh produk investasi alternatif seperti efek beragun aset melalui sekuritisasi. Di sisi lain, minat investor juga masih didominasi oleh investor lokal. (*)
Editor: Rezkiana Np
Direktur Utama PT Jasaraharja Putera Bapak Abdul Haris, memaparkan kinerja JRP Insurance sepanjang tahun 2024… Read More
Hadirnya Fitur Cardless Withdrawal memberikan kemudahan bagi nasabah BRI maupun bank lain yang terintegrasi dengan… Read More
Jakarta - Sinar Mas Land melalui anak perusahaannya, PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), secara… Read More
Jakarta – Rencana pemerintah mengenakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen untuk sekolah internasional, mulai Januari… Read More
Jakarta – Tantangan inflasi medis masih menghantui industri asuransi kesehatan di 2025. Pasalnya, Mercer Marsh Benefits… Read More
Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) meluncurkan fitur cardless withdrawal atau tarik tunai tanpa… Read More