Perbankan

OJK Catat Kredit Perbankan Tumbuh 10,30 Persen di Februari 2025

Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pada Februari 2025 kredit perbankan tumbuh sebesar 10,30 persen year on year (yoy) atau menjadi Rp7.825 triliun.

“Kinerja intermediasi perbankan relatif stabil dengan profil risiko yang tetap terjaga. Pada Februari 2025 pertumbuhan kredit masih melanjutkan double digit growth sebesar 10,30 persen yoy,” kata Dian Ediana Rae, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK dalam Konferensi Pers RDK, Jumat, 11 April 2025.

Dian menjelaskan, berdasarkan jenis penggunaan, kredit investasi tumbuh tertinggi, yaitu sebesar 14,62 persen, diikuti dengan kredit konsumsi 10,31 persen dan kredit modal kerja 7,66 persen.

Baca juga: Saham Bank Jumbo “Babak Belur”, OJK Bilang Begini

“Ditinjau dari kepemilikan bank BUMN menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit, yaitu sebesar 10,93 yoy, berdasarkan kategori debitur kredit korporasi tumbuh sebesar 15, 69 persen sementara kredit UMKM tumbuh 2,51 persen,” jelasnya.

Sejalan dengan pertumbuhan kredit, Dana Pihak Ketiga (DPK) juga mengalami pertumbuhan positif. Di Februari 2025, DPK tercatat tumbuh sebesar 5,75 persen yoy menjadi Rp8.926 triliun.

“Dengan giro menjadi kontributor pertumbuhan yang terbesar,” imbuh Dian.

Sementara itu, likuiditas industri perbankan pada Februari 2025 tetap memadai dengan rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) masing-masing sebesar 116,76 dan 26,35 persen.

“Masih jauh di atas threshold masing-masing sebesar 50 persen dan 10 persen. Adapun liquidity coverage ratio (LCR) berada di level 210,14 persen,” pungkasnya.

Sementara itu, kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio NPL gross perbankan sebesar 2,22 persen dan NPL net sebesar 0,81 persen. Kemudian, untuk loan at risk (LAR) menunjukan tren penurunan menjadi sebesar 9,77 persen.

Baca juga: Sejumlah BPD Mulai Akuisisi BPR Milik Pemda, OJK Beri Lampu Hijau

“Meskipun meningkat dibandingkan bulan sebelumnya rasio NPL gross dan LAR menurun dibandingkan posisi Februari 2024 yang masing-masing sebear 2,35 persen dan 11,56 persen. Rasio LAR tersebut juga lebih rendah dibandingkan level sebelum pandemi, yaitu sebesar 9,93 persen pada Desember 2019,“ imbuhnya.

Adapun ketahanan perbankan Indonesia pada Februari 2025 tetap kuat. Tercermin dari permodalan (CAR) perbankan yang tinggi sebesar 26,98 persen 

“Ini menjadi bantalan mitigasi risiko yang kuat ditengah kondisi ketidakpastian perekonomian,” imbuhnya. (*)

Editor: Galih Pratama

Irawati

Recent Posts

Hashim Djojohadikusumo Raih Penghargaan ‘Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability’

Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More

5 hours ago

Dua Saham Bank Ini Patut Dilirik Investor pada 2026

Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More

6 hours ago

Hashim Soroti Pentingnya Edukasi Publik Terkait Perubahan Iklim

Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More

7 hours ago

OJK Sederhanakan Aturan Pergadaian, Ini Poin-poinnya

Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More

8 hours ago

40 Perusahaan & 10 Tokoh Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2025

Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More

8 hours ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Berbalik Ditutup Melemah 0,09 Persen ke Level 8.632

Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More

9 hours ago