Perbankan

OJK Catat Kredit Perbankan Masih Tumbuh 10,53%

Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) hingga Januari 2023 mencatatkan kredit perbankan tumbuh sebesar 10,53% yoy atau sebesar Rp6.310,88 triliun.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan, penguatan kredit tersebut utamanya ditopang oleh kredit investasi dan kredit modal kerja yang masing-masing tumbuh sebesar 12,61% yoy dan 10,03% yoy.

Meskipun begitu, bila dilihat secara bulanan atau mtm, nominal kredit perbankan Januari 2023 turun -1,75% mtm atau turun sebesar Rp112,68 triliun.

“Nominal kredit perbankan Januari 2023 turun 1,75% mtm atau turun sebesar Rp112,68 triliun yang merupakan siklus yang terjadi pada awal tahun,” ungkap Dian dalam Rapat Dewan Komisioner OJK, Senin, 27 Februari 2023.

Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Januari 2023 tercatat tumbuh sebesar 8,03% yoy, menjadi Rp7.953,8 triliun, dengan giro sebagai main driver. Secara mtm, DPK Januari 2023 turun -2,45% atau turun sebesar Rp199,77 triliun.

Sementara likuiditas industri perbankan di awal 2023 masih di atas threshold dengan rasio-rasio likuditas yang terjaga. Rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/DPK (AL/DPK) pada Januari 2023 masing-masing tercatat sebesar 129,64% dan 29,13%, masih jauh di atas ambang batas ketentuan masing-masing sebesar 50% dan 10%. Meskipun terjadi penurunan secara mtm yang mana pada Desember 2022 masing-masing sebesar 137,67% dan 31,20%.

“Risiko kredit di awal 2023 terjaga dengan rasio NPL net perbankan sebesar 0,76%, dimana pada Desember 2022 sebesar 0,71% dan NPL gross sebesar 2,59% dibandingkan Desember 2022 sebesar 2,44%,” pungkasnya.

Di sisi lain, kredit restrukturisasi Covid-19 pada Januari 2023 terus mencatatkan penurunan menjadi Rp435,74 triliun, diban dingkan dengan Desember 2022 sebesar Rp469,15 triliun. Dengan jumlah debitur yang menurun menjadi 2,02 juta nasabah, dibandingkan Desember 2022 yang sebanyak 2,27 juta nasabah.

Kemudian, Posisi Devisa Neto (PDN) tercatat sebesar 1,51%, dimana pada Desember 2022 sebesar 1,23%, masih jauh di bawah threshold  20%. “Capital Adequacy Ratio (CAR) industri perbankan juga menguat menjadi sebesar 25,93%, yang pada Desember 2022 sebesar 25,63%,” jelas Dian. (*)

Editor: Rezkiana Nisaputra

Irawati

Recent Posts

Berpotensi Dipercepat, LPS Siap Jalankan Program Penjaminan Polis pada 2027

Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More

1 hour ago

Program Penjaminan Polis Meningkatkan Kepercayaan Publik Terhadap Industri Asuransi

Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More

2 hours ago

Promo Berlipat Cicilan Makin Hemat dari BAF di Serba Untung 12.12

Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More

5 hours ago

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More

6 hours ago

wondr BrightUp Cup 2025 Digelar, BNI Perluas Dukungan bagi Ekosistem Olahraga Nasional

Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More

6 hours ago

JBS Perkasa dan REI Jalin Kerja Sama Dukung Program 3 Juta Rumah

Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More

8 hours ago