Categories: Keuangan

Ekonomi Lambat, OJK Buka Keran Pembiayaan Kendaraan Bermotor

Jauhnya realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari target pada triwulsan satu 2015 memerlukan dorongan, yang di sektor konsumsi dilakukan dengan relaksasi aturan DP. Paulus Yoga

Jakarta–Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendukung Pemerintah dalam rangka menjaga pertumbuhan ekonomi nasional dengan mengeluarkan kebijakan penurunan uang muka (DP) pembiayaan kendaraan bermotor.

Kebijakan ini dikeluarkan untuk dapat meningkatkan kembali pertumbuhan penjualan kendaraan bermotor dan secara makro dapat mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional.

Penjualan kendaraan bermotor sendiri mengalami penurunan secara setahunan sebesar 15,36% untuk penjualan mobil dan sebesar 17,27% untuk penjualan motor pada triwulan satu 2015.

OJK merilis dua Surat Edaran, yakni Nomor 19/SEOJK.05/2015 tentang Besaran Uang Muka (Down Payment) Pembiayaan Kendaraan Bermotor Bagi Perusahaan Pembiayaan; dan Nomor 20/SEOJK.05/2015 tentang Besaran Uang Muka (Down Payment/Urbun) Pembiayaan Kendaraan Bermotor Untuk Pembiayaan Syariah. Kedua aturan ini berlaku mulai tanggal 30 Juni 2015.

Deputi Dewan Komisioner Pengawas Industri Keuangan Non Bank (IKNB) OJK, Edy Setiadi menegaskan, bahwa kebijakan ini menggantikan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) soal DP yang dirilis tahun 2012.

“Ini untuk dorong perekonomian nasional, dorong konsumsi masyarakat, dan dorong pengembangan perusahaan pembiayaan baik konvensional dan syariah,” tukasnya di Jakarta, belum lama ini.

Melalui paket peraturan tersebut, OJK menurunkan besaran uang muka pembiayaan kendaraan bermotor bagi Perusahaan Pembiayaan, Perusahaan Pembiayaan Syariah dan Unit Usaha Syariah (UUS) Perusahaan Pembiayaan, mulai dari 5% hingga 10%.

Berikut rincian relaksasi aturan DP:

– Uang muka kendaraan roda 2 atau 3 sebesar 15% untuk pembiayaan secara konvensional dan 10% untuk syariah.

– Uang muka pembiayaan kendaraan roda 4 atau lebih untuk tujuan produktif ditetapkan sebesar 15% untuk pembiayaan konvensional dan 15% untuk syariah.

– Uang muka pembiayaan kendaraan roda 4 atau lebih untuk tujuan konsumtif sebesar 20% secara konvensional dan 20% untuk syariah.

Agar bisa mendapat relaksasi aturan ini perusahaan pembiayaan konvensional dan syariah diharuskan memiliki tingkat pembiayaan bermasalah (NPF) kurang dari 5%.

Bila tidak memenuhi, uang muka tetap mengikuti aturan yang lama sebesar 20% untuk kendaraan roda 2 dan 3, 20% untuk kendaraan roda 4 atau lebih untuk tujuan produktif, dan 25% untuk kendaraan roda 4 atau lebih untuk tujuan konsumtif. Hanya untuk uang muka kendaraan roda 2 dan 3 secara syariah tetap memeroleh insentif pengurang uang muka sebesar 5%.

“NPF tinggi kembali ke regulasi lama, tapi syariah tetap ada kelonggaran 5%. Kita memang dorong pertumbuhan syariah,” tandas Edy. (*)

@bangbulus

Paulus Yoga

Recent Posts

Jurus BSI Genjot Penjualan Kendaraan Bermotor di GAIKINDO Jakarta Auto Week 2024

Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia, Tbk (BSI) terus berupaya mendorong lonjakan penjualan bisnis kendaraan… Read More

14 mins ago

Lindungi Konsumen, OJK dan Satgas PASTI Soft Launching Indonesia Anti-Scam Center

Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama anggota Satuan Tugas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal (Satgas… Read More

7 hours ago

IHSG Sepekan: Naik 0,48 Persen, Kapitalisasi Bursa Turun jadi Rp12.053 Triliun

Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan bahwa, data perdagangan saham pada pekan ini,… Read More

7 hours ago

Cashless Kian Populer, Bangkok Bank Kembangkan Interoperabilitas QR Code Lintas Negara

Bangkok – Perkembangan layanan pembayaran non tunai alias QR Code di Negeri Gajah Putih begitu… Read More

7 hours ago

BNI AM dan Mandiri Sekuritas Ajak Karyawan Toyota Astra Finance Investasi Reksa Dana

Jakarta – BNI Asset Management atau BNI AM kembali berkolaborasi dengan Mandiri Sekuritas menyelenggarakan kegiatan… Read More

9 hours ago

Cerita Kedekatan Bos Bangkok Bank dengan RI

Bangkok – Presiden Bangkok Bank dan Presiden Komisaris Bank Permata, Chartsiri Sophonpanich mengungkapkan, Indonesia menjadi bagian… Read More

12 hours ago