Tangerang–Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melakukan kegiatan Edukasi keuangan berupa Training of Trainers (ToT) terhadap Penyuluh Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Tangerang dengan mengusung tema bertajuk “Perencanaan Keuangan dan Pengenalan Produk/Jasa Keuangan”.
Pelaksanaan acara ini dilakukan bersama dengan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), ILO, PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (BJB), PT. Asuransi Central Asia, dan PT. Pegadaian (Persero) Tbk yang dihadiri para penyuluh Tenaga Kerja Indonesia (TKI) BNP2TKI.
Direktur Literasi dan Edukasi Keuangan, Lasmaida S. Gultom, menjelaskan, Training of Trainers di Kota Tangerang merupakan kegiatan ketujuh yang diselenggarakan oleh OJK di tahun 2015 ini. Namun, Training of Trainers ini menjadi yang pertama untuk para penyuluh TKI.
Menurutnya, kegiatan ini bagian dari program edukasi keuangan yang dilakukan OJK sebagai pelaksanaan untuk melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan mengenai pengenalan Industri Jasa Keuangan serta pemanfaatan produk dan jasa keuangan.
Dia mengungkapkan dengan adanya kegiatan Training of Trainers bagi penyuluh TKI di Tangerang diharapkan terwujudnya Penyuluh TKI yang “well literate” sehingga dapat mengajarkan kembali CTKI di balai latihan kerja sehingga para TKI dapat memahami produk dan jasa keuangan.
“Mereka dapat memanfaatkan produk dan layanan keuangan yang tepat, baik untuk menabung, berinvestasi dan mengirim uang serta untuk mendorong agar para TKI memiliki kemampuan menyusun perencanaan keuangan yang lebih baik,” ujar Lasmaida, dalam keterangannya di Jakarta, Rabu, 2 Desember 2015.
Dia menilai, bukan hal yang jarang terdengar, bahwa TKI biasanya memiliki uang ketika sedang bekerja, namun setelah kembali ke Indonesia kehidupannya tidak lebih baik dibanding sebelum mereka berangkat ke luar negeri. Oleh sebab itu, dengan adanya pelaksanaan kegiatan Training of Trainers, TKI diharap bisa mengelola keuangannya.
“Tugas dan fungsi OJK, memberikan pemahaman mengenai konsep perencanaan keuangan, meningkatkan pengetahuan mengenai Lembaga Jasa keuangan beserta produk dan jasa keuangan khususnya produk mikro, dan memberikan multiplier effect edukasi keuangan melalui pengajaran kembali oleh penyuluh TKI di Balai Latihan Kerja (BLK),” ucapnya.
Pentingnya pemahaman literasi dan perencanaan keuangan bagi TKI, kata dia, sangatlah penting mengingat mereka sebagian besar adalah usia produktif yang diharapkan menjadi mandiri setelah selesai bekerja sebagai TKI dan setelah kembali ke kampung halamannya tidak perlu terlalu resah memikirkan untuk kembali bekerja sebagai TKI.
Sedangkan target dari edukasi TKI sebanyak 3500 orang (TKI, calon TKI dan keluarga TKI). Hingga akhir tahun 2015 masih sangat kecil dibandingkan dengan prosentasi kepulangan TKI yang ada. Sehingga, perlu adanya sinergitas antar lembaga terkait dalam rangka penyebaran informasi tentang pengelolaan keuangan terhadap TKI dan keluarganya.
Sementara dari sisi inklusi keuangan, lokasi Perbankan dirasakan masih cukup jauh dari desa tempat tinggal para TKI dan keluarganya. Hal tersebut menyebabkan rendahnya minat para TKI dan keluarganya untuk menggunakan produk dan jasa keuangan tersebut.
“Keberadaaan program Laku Pandai yang baru saja diluncurkan OJK beberapa waktu yang lalu dapat menjadi salah satu solusi untuk menyelesaikan masalah akses keuangan ini,” tutup Lasmaida. (*) Rezkiana Nisaputra
Jakarta - PT Pertamina Hulu Energi Offshore South East Sumatera (PHE OSES) resmi menyalurkan gas bumi ke… Read More
Jakarta - PT PLN (Persero) meluncurkan program Gerakan Tertib Arsip (GEMAR) dan aplikasi New E-Arsip… Read More
Jakarta - Demi meningkatkan kinerja keselamatan dan integritas aset, Pertamina Subholding Upstream Regional Jawa dan PT Badak… Read More
Jakarta - Penyelenggara inovasi teknologi sektor keuangan (ITSK) harus melewati regulatory sandbox milik Otoritas Jasa… Read More
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut bersedia mendukung target pertumbuhan ekonomi 8 persen Presiden… Read More
Jakarta - Saat ini, secara rata-rata masa tunggu untuk melaksanakan ibadah haji di Indonesia bisa… Read More