OJK Belum Berencana Ubah Aturan Backdoor Listing, Ini Alasannya

Jakarta – Backdoor listing merupakan aksi merger atau akuisisi yang dilakukan oleh perusahaan tertutup kepada perusahaan yang sahamnya telah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Aksi ini menjadi “jalan ninja” bagi perusahaan tertutup masuk ke pasar saham tanpa melalui Initial Public Offering (IPO).

Menanggapi hal tersebut, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Inarno Djajadi, menyebut hingga saat ini pihaknya belum memiliki rencana untuk menetapkan pengaturan khusus terkait backdoor listing.

“Mengingat telah terdapat tata cara yang harus dilakukan dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh pihak yang melakukan pengambilalihan perusahaan tercatat. Adapun tata cara dan juga persyaratan itu diatur di POJK Nomor 9 2018 tentang pengambilalihan perusahaan terbuka,” ucap Inarno dalam Konferensi Pers RDKB dikutip, 3 Juni 2025.

Baca juga: Daftar 5 Saham Paling Banyak Diobral Asing, Apa Saja?

Meski demikian, Inarno menambahkan, OJK senantiasa untuk selalu meninjau dan memantau perkembangan sejumlah praktik di pasar modal. Hal itu juga tidak menutup kemungkinan untuk adanya pengkajian atau diubah.

Di samping itu, OJK juga terus melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas transaksi yang dilakukan di pasar modal Indonesia termasuk transaksi yang terkait dengan backdoor listing. Pengawasan tersebut untuk memastikan bahwasannya tidak terjadi insider information atau insider trading di dalamnya.

“POJK juga melakukan pola pengawasan terkait pola transaksi yang mencurigakan dan tentunya kita akan memberikan pengumuman resmi kalau memang sekiranya ada atau terdeteksi potensi pelangkaran,” imbuhnya.

Baca juga: Kinerja Pasar Saham RI Menguat Selama Mei 2025, Tertinggi di Kawasan Regional

Berdasarkan catatan Infobanknews, terdapat beberapa perusahaan yang melakukan aksi backdoor listing. Salah satunya adalah PT AirAsia Indonesia Tbk membeli 76 persen saham milik emiten PT Rimau Multi Putra Pratama Tbk (CMPP).

Kemudian, ada PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) yang mengakuisisi 40 persen saham PT Indomarco Prismatama (Indomaret) yang secara tidak langsung membawa Indomaret ikut melantai di BEI. (*)

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

Hashim Djojohadikusumo Raih Penghargaan ‘Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability’

Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More

9 hours ago

Dua Saham Bank Ini Patut Dilirik Investor pada 2026

Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More

9 hours ago

Hashim Soroti Pentingnya Edukasi Publik Terkait Perubahan Iklim

Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More

10 hours ago

OJK Sederhanakan Aturan Pergadaian, Ini Poin-poinnya

Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More

11 hours ago

40 Perusahaan & 10 Tokoh Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2025

Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More

12 hours ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Berbalik Ditutup Melemah 0,09 Persen ke Level 8.632

Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More

12 hours ago