Keuangan

OJK Bakal Cabut Moratorium Izin Pinjol, Angin Segar Bagi ‘Pemain Baru’?

Jakarta – Saat ini, financial technology (fintech) per to per (P2P) lending atau pinjaman online (pinjol) ilegal terus bermunculan bak jamur di musim hujan. Ini yang menjadi momok bagi industri keuangan digital Tanah Air. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai regulator pun terus melakukan upaya pembenahan aturan terkait dengan izin pinjol. Termasuk pencabutan moratorium atau penghentian sementara izin baru pinjol.

Deputi Komisioner OJK, Bambang W. Budiawan mengatakan, OJK berencana akan mencabut moratorium tersebut bagi perusahaan fintech P2P. Pencabutan moratorium tersebut paling lambat akan dilakukan pada triwulan III 2023.

“Kemungkinan di triwuan III, paling cepat atau paling lambat di triwulan IV 2023. Dicabut moratoriumnya,” ungkap Bambang usai acara Fintech Policy Forum di Jakarta, Selasa, 16  Mei 2023.

Nantinya, kata Bambang, OJK akan mengeluarkan izin baru bagi perusahaan pinjol yang baru. Sambil menunggu moratorium dicabut, Bambang mengimbau perusahaan pinjol baru yang ingin mendaftar untuk mempersiapkan dan memenuhi syarat yang telah ditentukan.   

“Pemain baru silakan untuk apply. Mereka harus mempersiapkan diri dari dokumen, IT, modal, dan syarat-syarat lainnya.  Sehingga nanti prosesnya cepat. Kalau dulu kan ada dua step izin prinsip dan operasional, kalau sekarang bisa direct langsung operasional,” jelas Bambang.

Lebih jauh dia menjelaskan, saat ini tercatat ada 102 pinjol legal yang tedaftar di OJK. Dari jumlah tersebut, ada sekitar 26 pinjol yang belum memenuhi persyaratan, salah satunya belum memiliki modal minimal Rp2,5 miliar.

“Dari ekuitas modal Rp2,5 miliar, ada 26 P2P yang di bawah Rp2,5 miliar. Tapi mereka dalam proses peningkatakn modal. Bukan diem aja, dia masih melakukan peningkatan modal. Paling telat kan Juli harus sudah memenuhi Rp2,5 miliar,” ungkapnya.

Apabila perusahaan tidak bisa memenuhi persyaratan tersebut, Bambang menjelaskan, OJK akan memberikan sanksi. Adapun sanksi yang diberikan mulai dari peringatan awal hingga pembatasan  usaha.

“Sanksinya kita lihat macem-macem ya, peringatan tahapan pengawas hingga pembatasan kegiatan usaha. Kalau nyerah ya balikin izin. Kalau cepat (dipenuhi modalnya), teguran dicabut,” tutupnya.(*)

Galih Pratama

Recent Posts

Debt Collector Itu Ekosistem Leasing, Menkomdigi Harus Bekukan Iklan “STNK Only” yang Jadi “Biang Kerok”

Oleh Eko B. Supriyanto, Pimpinan Redaksi Infobank Media Group DUA debt collector tewas di Kalibata.… Read More

28 mins ago

Kolaborasi Majoris AM dan Istiqlal Global Fund Luncurkan Program Wakaf Saham

Poin Penting Majoris Asset Management dan IGF-BPMI meluncurkan Program Wakaf Saham Masjid Istiqlal, memungkinkan masyarakat… Read More

6 hours ago

Saham Indeks INFOBANK15 Bergerak Variatif di Tengah Penguatan IHSG

Poin Penting IHSG tetap menguat, ditutup naik 0,46 persen ke level 8.660,59 meski mayoritas indeks… Read More

6 hours ago

Sun Life dan CIMB Niaga Kenalkan Dua Produk Berdenominasi USD

Wealth Practice bertajuk “Legacy in Motion: The Art of Passing Values, Wealth, and Business” persembahan… Read More

10 hours ago

BSI Salurkan Bantuan 78,8 Ton Logistik Senilai Rp12 Miliar untuk Korban Bencana Sumatra

Poin Penting BSI dan BSI Maslahat menyalurkan bantuan 78,7 ton senilai Rp12 miliar bagi korban… Read More

19 hours ago

Daftar Saham Penopang IHSG Sepekan: BUMI, BRMS hingga DSSA

Poin Penting IHSG menguat 0,32 persen sepanjang pekan 8–12 Desember 2025 dan ditutup di level… Read More

20 hours ago