Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan bahwa, hingga Maret 2024 masih terdapat lima perusahaan pembiayaan dan delapan penyelenggara fintech peer to peer (P2P) lending atau pinjaman online (pinjol) yang belum memenuhi kewajiban ekuitas minimum.
Diketahui, perusahaan pembiayaan diwajibkan untuk memenuhi ekuitas minimum sebesar Rp100 miliar, sementara untuk fintech P2P lending adalah Rp2,5 miliar.
Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Keuangan Lainnya (PVML) OJK, Agusman, mengatakan OJK selaku regulator akan terus melakukan langkah-langkah yang diperlukan untuk mendukung pemenuhan modal minimum tersebut.
Baca juga: Begini Proyeksi Industri Multifinance, Paylater, hingga Pinjol di Ramadan 2024 dari Regulator dan Asosiasi
“OJK terus melakukan langkah-langkah yang diperlukan terkait progress action plan upaya pemenuhan kewajiban ekuitas minimum dimaksud berupa injeksi modal dari pemegang saham, maupun dari strategic investor lokal/asing yang kredibel, termasuk di antaranya pengembalian izin usaha,” ucap Agusman dalam RDKB OJK dikutip, 3 April 2024.
Di samping itu, dari sektor PVML, piutang pembiayaan tercatat masih mengalami pertumbuhan sebanyak 11,73 persen year on year (yoy) pada Februari 2024 menjadi Rp478,69 triliun.
“Pertumbuhan didukung pembiayaan modal kerja dan multiguna yang masing-masing tumbuh sebesar 17,97 persen yoy dan 13,43 persen yoy,” imbuhnya.
Lebih lanjut, pada profil risiko perusahaan pembiayaan juga masih terjaga dengan rasio Non Performing Financing (NPF) net tercatat sebesar 0,72 persen dan NPF gross sebesar 2,55 persen, dengan gearing ratio perusahaan pembiayaan turun menjadi 2,22 kali di Februari 2024.
Baca juga: Adu Kinerja Leasing BFI, ADMF hingga CFIN Selama 2023, Siapa Paling Moncer?
“Pertumbuhan pembiayaan modal ventura di Februari 2024 terkontraksi sebesar 9,35 persen yoy dari Januari 2024 minus 8,50 persen yoy, dengan nilai pembiayaan tercatat sebesar Rp16,49 triliun dari Januari 2024 Rp16,40triliun,” ujar Agusman.
Adapun, untuk fintech peer to peer (P2P) lending, pertumbuhan outstanding pembiayaan di Februari 2024 terus melanjutkan peningkatan menjadi 21,98 persen yoy, dengan nominal sebesar Rp61,10 triliun, di mana tingkat risiko kredit macet secara agregat (TWP90) dalam kondisi terjaga di posisi 2,95 persen. (*)
Editor: Galih Pratama
Jakarta - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) resmi membuka penjualan tiket kereta cepat Whoosh… Read More
Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus berkomitmen mendukung pengembangan sektor pariwisata berkelanjutan… Read More
Tangerang - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) meluncurkan program… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa data perdagangan saham selama periode 16-20… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat di minggu ketiga Desember 2024, aliran modal asing keluar… Read More
Jakarta - PT Asuransi BRI Life meyakini bisnis asuransi jiwa akan tetap tumbuh positif pada… Read More