News Update

OJK: 2017 Tak Ada Lagi Bank BUKU I di DKI

Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong kelompok bank BUKU I atau bank dengan modal inti kurang dari Rp1 triliun untuk dapat menambah modal intinya dan masuk dalam kelompok bank BUKU II, atau bank dengan modal inti Rp1 triliun sampai dengan kurang dari Rp5 triliun.

Kepala Departemen Pengawas Perbankan II OJK, Aristiadi menilai, pertumbuhan kinerja keuangan industri perbankan nasional yang belum disertai dengan pergeseran pangsa pasar telah memaksa pihaknya untuk mendesak bank BUKU I menambah modal inti menjadi lebih dari Rp1 triliun.

“Kami fokus mendorong bank BUKU I menambah modal melalui IPO atau pun rights issue di pasar modal. Dan, tentunya bisa juga dengan mencari mitra strategis,” ujar Aristiadi dalam acara Indonesia Best Banking Brand Award, di Jakarta, Jumat malam, 16 Desember 2016.

Dia menegaskan, bahwa pada 2017 mendatang, pihaknya memastikan sudah tidak ada lagi bank BUKU I yang berkantor pusat di Jakarta. Selanjutnya, ini juga akan berlaku di kota-kota lainnya secara bertahap. “Bank BUKU I di Jakarta tinggal satu, itu pun dalam proses peningkatkan modal menjadi BUKU II,” katanya.

Kondisi pasar di industri perbankan tidak terjadi keseimbangan berkompetisi, sehingga pangsa pasar belum mampu mengalami pergeseran. “Pangsa pasar total aset empat bank BUKU VI mencapai 45% dari total industri perbankan dan 82% pangsa pasar dikuasai BUKU III dan BUKU IV,” ucapnya.

Hingga Kuartal III-2016 total aset 118 bank termasuk bank syariah tumbuh 5,18% menjadi Rp6.458 triliun, sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) naik 3,15% menjadi Rp4.600 triliun dan kredit naik 6,35% menjadi Rp4.243 triliun. “Namun, kinerja dan pertumbuhan industri perbankan yang baik belum disertai oleh pergeseran pangsa pasar perbankan berdasarkan kelompok modal inti minimum,” katanya.

Menurut dia, kondisi tersebut tercermin dari pangsa pasar total aset empat bank BUKU VI mencapai 45 persen dan sebanyak 24 bank BUKU III menguasai pangsa pasar total asset sebesar 37 persen, serta sisanya adalah BUKU II sebesar 16% dan BUKU I hanya 2%.

Dari perspektif persaingan, kata Ariastiadi, sebaran pangsa pasar menjadi kurang ideal untuk mewujudkan iklim kompetisi yang berimbang. “Kondisi ini disebut asimetric competition, yaitu bank dengan kapabilitas yang tidak setara bersaing di segmen pasar yang sama,” ucapnya.

Dengan demikian, OJK fokus mendorong perbankan untuk konsolidasi, guna meningkatkan kapabilitas bersaing yang berimbang. Upaya lainnya, OJK akan mendorong peningkatan efisiensi dan evaluasi strategi bisnis agar sesuai dengan kapabilitas bank, sehingga berdampak positif terhadap peningkatan kinerja bermodal terbatas. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Sederet Bank Besar Asia Dikabarkan Tertarik Caplok Panin Bank, Begini Kata OJK

Jakarta – Sederet bank besar di Asia dikabarkan tertarik untuk mengakuisisi saham PT Bank Panin Tbk (PNBN).… Read More

10 mins ago

OJK Ungkap Potensi Nilai Tambah Bank Emas Bisa Tembus Rp50 Triliun

Jakarta – Pemerintah tengah bersiap membentuk bank emas atau bullion bank di 2025. Otoritas Jasa Keuangan (OJK)… Read More

18 mins ago

Solusi Collection Kopra by Mandiri: Arus Kas Lancar, Revenue Maksimal

Jakarta - Di era digital yang berkembang pesat, pengelolaan penagihan (collection) yang efisien menjadi kunci… Read More

36 mins ago

ASLC Optimis Bisnis Mobil Bekas Makin Moncer di 2025, Ini Pendorongnya

Jakarta - PT Autopedia Sukses Lestari Tbk (ASLC), emiten perdagangan otomotif omnichannel optimis penjualan di… Read More

1 hour ago

IHSG Sesi I Berbalik Ditutup Turun 0,12 Persen ke Level 7.057

Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I hari ini, Jumat, 27… Read More

2 hours ago

Rudal Rusia Diduga jadi Biang Kerok Jatuhnya Pesawat Azerbaijan Airlines

Jakarta – Para pejabat Azerbaijan menduga jatuhnya pesawat penumpang Azerbaijan Airlines, di Kota Aktau, Kazakhstan, pada Rabu… Read More

3 hours ago