OCBC NISP Terbitkan Obligasi Rp2 Triliun

OCBC NISP Terbitkan Obligasi Rp2 Triliun

Jakarta–PT Bank OCBC NISP Tbk menerbitkan obligasi berkelanjutan II tahap I tahun 2016 dengan tingkat bunga tetap sebanyak-banyaknya Rp2 triliun. Obligasi ini merupakan bagian dari penawaran umum obligasi berkelanjutan II Bank OCBC NISP dengan target dana yang akan dihimpun sebesar Rp8 triliun.

Presiden Direktur Bank OCBC NISP Parwati Surjaudaja mengatakan, obligasi ini akan diterbitkan dalam tiga seri, yaitu Seri A dengan tenor 370 hari berbunga 7,5%-8% per tahun. Seri B memiliki tenor 2 tahun dengan indikasi bunga antara 8% sampai 8,5% per tahun dan Seri C berbunga 8,25% sampai 8,75% per tahun dengan tenor tiga tahun.

“Pembayaran bunga tersebut akan dilaksanakan setiap 3 bulan sekali,” ujar Parwati di Jakarta, Rabu, 30 Maret 2016.

Menurutnya, penerbitan obligasi berkelanjutan ini ditujukan untuk mendiversifikasi sumber pendanaan guna mendukung pertumbuhan bisnis dari Bank OCBC NISP. “Dana dari perolehan penawaran umum obligasi berkelanjutan setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan digunakan untuk penyaluran kredit,” tukasnya.

Dalam penerbitan Obligasi Berkelanjutan ini, Bank OCBC NISP telah memperoleh pemeringkatan surat utang dengan rating idAAA (triple A) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).

Sedangkan sebagi penjamin pelaksana emisi, Bank OCBC NISP menunjuk PT Indo Premier Securities, PT Mandiri Sekuritas, PT OCBC Sekuritas Indonesia, PT RHB Securities Indonesia dan PT Bank BCA Sekuritas.

Sementara periode penawaran awal (book building) untuk obligasi ini dimulai 30 Maret sampai 14 April 2016. Kemudian masa penawaran umum pada 29 April hingga 3 Mei 2016, penjatahan pada 4 Mei 2016, distribusi dan penerbitan pada 10 Mei 2016 serta pencatatan di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 11 Mei 2016.

Bank OCBC NISP pada tahun lalu membukukan laba bersih sebesar Rp1,5 triliun atau meningkat 13% dibandingkan tahun sebelumnya, dimana pertumbuhan kredit sebesar 26% menjadi Rp85,9 triliun dan simpanan dana pihak ketiga naik 20% menjadi Rp87,3 triliun. (*)

 

Editor: Paulus Yoga

Related Posts

News Update

Top News