News Update

Obligasi Punya Potensi Balik Arah Menguat

Jakarta – Pada perdagangan hari ini, pergerakan variatif di pasar obligasi diperkirakan akan mengalami penguatan, setelah merespons positif pola apresiasi rupiah terhadap dollar AS yang terjadi kemarin.

Menurut analis PT Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, pergerakan pasar obligasi yang cenderung variatif diperkirakan akan kembali terjadi di perdagangan akhir pekan ini.

“Namun, mulai terapresiasinya rupiah yang memanfaatkan pelemahan dollar AS diharapkan dapat berimbas postif pada pergerakan pasar obligasi untuk menahan pelemahan yang ada,” kata Reza di Jakarta, Jumat, 10 November 2017.

Dia berharap, pelemahan yang terjadi di pasar obligasi bisa lebih terbatas, sehingga tercipta momentum pembalikan arah menguat. “Tetap waspadai berbagai sentimen yang bis kembali menahan potensi penguatan pasar obligasi,” tuturnya.

Reza menyatakan, adanya perkiraan mengenai tren penguatan pasar akan meningkatkan imbal hasil obligasi AS, setelah merespons rilis data klaim pengangguran. Sehingga, pergerakan obligasi di dalam negeri cenderung melemah.

Obligasi bertenor 1-4 tahun tambahnya memiliki imbal hasil yang rata-rata menurun 1,24 basis poin, tenor 5-7 tahun menurun 0,23 bps dan tenr 8-30 tahun menguat 0,29 bps. “Mulai adanya aksi jual pada sejumlah seri membuat pergerakan pasar obligasi cenderung variatif,” kata Reza.

Obligasi Seri FR0061 yang jatuh tempo lima tahun seharga 103 persen memiliki imbal hasil 6,23 persen atau menurun 0,0089 bps, sedangkan Seri FR0072 yang memiliki waktu jatuh tempo 20 tahun dengan harga 109,78 persen memiliki imbal hasil 7,28 persen atau menguat 0,03 bps.

Pada perdagangan kemarin rata-rata harga obligasi Pemerintah yang tercermin pada _INDOBeX Government Clean Price menurun 0,02 bps di level 117,81. Sementara itu, rata-rata harga obligasi korporasi yang tercermin pada INDOBeX Corporate Clean Price menguat 0,03 bps di level 109,26.

Pergerakan imbal hasil SUN sepuluh tahun di level 6,67 persen atau di atas posisi sebelumnya di level 6,66 persen. Dan, US Government Bond sepuluh tahun di level 2,32 persen di bawah posisi sebelumnya di level 2,34 persen, sehingga spread di level 434,5. (*)

Dwitya Putra

Recent Posts

Ramai Fenomena Makan Tabungan, Permata Bank Santai Transaksi Nasabahnya Aman

Jakarta – Fenomena ‘makan tabungan’ alias mantab masih membayangi warga kelas menengah di Tanah Air.… Read More

3 hours ago

Meski Mirip, Ini Perbedaan Produk Investasi ETF dan Reksa Dana

Jakarta - Dalam dunia investasi terdapat beberapa pilihan instrumen yang dapat dipilih oleh para investor… Read More

6 hours ago

Gandeng UGM, KemenkopUKM Dampingi UMKM Naik Kelas

Jakarta- Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM) berkolaborasi dengan Universitas Gajah Mada (UGM) melakukan pendampingan usaha… Read More

6 hours ago

Ketua Umum AAUI Beberkan Penyebab Rendahnya Penetrasi Asuransi

Bali - Industri asuransi di Indonesia secara konsisten menunjukkan pertumbuhan dari tahun ke tahun. Di… Read More

6 hours ago

Kelolaan Aset Wealth Management BRI Capai Rp239,6 Triliun per Agustus 2024

Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk melalui bisnis Wealth Management berhasil membukukan aset yang dikelola… Read More

6 hours ago

Lanjut Melemah, IHSG Ditutup Turun ke Level 7.480

Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini (10/10) kembali ditutup merosot ke… Read More

6 hours ago