Jakarta – Pasar obligasi tahun depan diproyeksikan masih akan tumbuh, dipicu oleh bunga rendah dan predikat investment grade, sehingga memungkinkan biaya penerbitan murah.
“Kondisi itu mendorong sejumlah perusahaan berlomba mengakses pendanaan pasar modal,” tutur Direktur Utama PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Salyadi Saputra, Kamis, 21 Desember 2017.
Iapun mengungkapkan penerbitan obligasi korporasi bisa mencapai Rp158 triliun tahun depan dengan asumsi ekonomi tumbuh 5,2 persen, inflasi dan tingkat suku bunga tetap rendah.
Dari jumlah itu, perbankan dan perusahaan pembiayaan masih akan mendominasi penerbitan baru. Itu dengan pertimbangan akses pendanaan sektor riil masih belum berkembang secara signifikan.
“Sisi peringkat belum menjanjikan. Tetapi, ada harapan menyusul investment grade dari Fitch rating,” ulasnya.
Nah, dengan asumsi suku bunga dan inflasi rendah, nilai tukar rupiah stabil serta ekonomi positif, Pefindo optimistis proyeksi penerbitan obligasi korporasi akan terlewati. “Semoga tidak meleset,” tutupnya. (*)
Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More
Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More
Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More
Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More
Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More
Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More