Poin Penting
Jakarta – Di tengah upaya memperdalam pasar obligasi domestik dan mendorong pembiayaan berkelanjutan, Pollux Hotels Group menyelesaikan penerbitan obligasi berkelanjutan perdana dengan dukungan penjaminan penuh dari Credit Guarantee and Investment Facility (CGIF), dana perwalian multilateral yang didirikan oleh Asian Development Bank (ADB) bersama pemerintah negara-negara ASEAN+3.
Bagi pasar, transaksi ini bukan sekadar penerbitan obligasi baru. Struktur penjaminan yang bersifat tidak dapat dibatalkan dan tanpa syarat menjadikan instrumen tersebut berada pada kelas risiko yang rendah, sekaligus memperkuat kepercayaan investor terhadap emiten sektor perhotelan yang mulai mengintegrasikan prinsip keberlanjutan ke dalam strategi pembiayaannya.
Investment Specialist CGIF, Boniaga Mangin, mengatakan daya tarik obligasi ini tercermin dari sisi harga. Menurutnya, untuk tenor lima tahun, kupon yang ditawarkan berada di bawah 6,5 persen sehingga menjadikannya satu-satunya obligasi yang dijamin CGIF dengan tingkat kupon tersebut.
Harga ini sebut dia mengindikasikan kuatnya permintaan pasar serta tingginya kepercayaan investor terhadap kualitas kredit dan prospek jangka panjang emiten.
Baca juga: MAMI Ungkap Peluang dan Risiko Pasar Saham-Obligasi 2026
Ia menegaskan, dukungan penuh CGIF mencakup seluruh kewajiban pembayaran bunga dan pokok obligasi. Penjaminan tersebut diberikan setelah melalui proses due diligence yang menyeluruh terhadap fundamental perseroan.
“Penjaminan penuh ini mencerminkan kepercayaan kami terhadap fundamental perseroan,” ujarnya, dikutip Kamis, 25 Desember 2025.
Menurut Boniaga, penilaian CGIF tidak hanya berfokus pada kinerja keuangan, tetapi juga pada posisi pasar, tata kelola perusahaan, serta keselarasan model bisnis Pollux Hotels Group dengan prinsip keberlanjutan.
Aspek tersebut menjadi prasyarat penting bagi CGIF dalam menjalankan mandatnya mendorong pembiayaan jangka panjang yang bertanggung jawab.
Keberhasilan transaksi ini, lanjut Boni, diharapkan dapat menjadi katalis bagi emiten baru untuk mengakses pasar obligasi domestik. Pada saat yang sama, langkah ini memperkuat ekosistem pembiayaan berkelanjutan di Indonesia yang masih berada dalam fase pengembangan.
Baca juga: Pollux Hotels Group Resmi Catatkan Obligasi Keberlanjutan Rp500 Miliar
“CGIF melakukan due diligence yang komprehensif dan mendalam untuk memastikan emiten memiliki corporate governance yang baik, business model yang berkelanjutan, serta mengedepankan pengembangan yang ramah lingkungan,” kata Boniaga.
Dari perspektif pengembangan pasar, transaksi ini juga menjadi tonggak penting bagi CGIF. Dukungan terhadap Pollux Hotels Group sejalan dengan mandat CGIF untuk memperdalam pasar obligasi domestik dan memperluas instrumen pembiayaan berbasis keberlanjutan.
CGIF turut mengapresiasi peran regulator dan Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dinilai konsisten mendorong penerbitan obligasi, khususnya bagi emiten baru. Lingkungan regulasi yang semakin kondusif menjadi faktor penting dalam menarik partisipasi investor institusional.
Manajemen Pollux Hotels Group sendiri menegaskan bahwa perseroan telah memiliki kerangka keberlanjutan lingkungan yang terstruktur dan selaras dengan prinsip pembiayaan berkelanjutan. Kerangka tersebut menjadi dasar penggunaan dana hasil obligasi untuk mendukung strategi pertumbuhan yang berwawasan lingkungan.
Dari sisi distribusi, Associate Director PT Korea Investment and Securities Indonesia, Syubban Aqdamy, mengungkapkan bahwa respons investor terhadap obligasi Pollux Hotels Group tergolong sangat kuat.
Penawaran obligasi tersebut mengalami kelebihan permintaan (oversubscribe) hampir dua kali lipat dari target penerbitan sebesar Rp500 miliar.
“Adanya penjaminan CGIF sangat membantu proses penjualan karena memberikan rasa aman bagi investor obligasi,” ujar Syubban.
Mayoritas investor memilih tenor lima tahun, mencerminkan preferensi terhadap instrumen jangka menengah-panjang dengan profil risiko yang terkendali. Kepercayaan tersebut tidak hanya ditujukan kepada Pollux Hotels Group sebagai emiten, tetapi juga kepada CGIF sebagai penjamin multilateral.
Secara historis, penerbitan ini juga mencatatkan keunikan tersendiri. Berbeda dengan obligasi CGIF pada umumnya yang melibatkan tiga hingga lima penjamin emisi, transaksi ini hanya menggunakan satu penjamin emisi, menandakan efisiensi struktur dan keyakinan terhadap daya serap pasar.
“Emiten memiliki potensi besar dalam pengembangan masa mendatang yang berkesinambungan dan selaras dengan climate goals dunia,” pungkasnya. (*)
Editor: Galih Pratama
Poin Penting BRI membukukan laba bank only Rp45,44 triliun per November 2025, turun dari Rp50… Read More
Poin Penting Seluruh bank besar seperti BCA, BRI, Mandiri, BNI, dan BTN memastikan layanan perbankan… Read More
Poin Penting Bank Jateng membagikan dividen Rp1,12 triliun kepada Pemprov dan 35 kabupaten/kota di Jateng,… Read More
Poin Penting Perencanaan keuangan krusial bagi freelancer untuk mengelola arus kas, menyiapkan dana darurat, proteksi,… Read More
Poin Penting Pastikan kendaraan dan dokumen dalam kondisi lengkap dan prima, termasuk servis mesin, rem,… Read More
Bank Muamalat memberikan layanan “Pusat Bantuan” Muamalat DIN. Selain untuk pembayaran, pembelian, atau transfer, nasabah… Read More