Categories: Perbankan

NPL Meningkat, BII Tingkatkan Cadangan

Pertumbuhan kredit BII ditopang kredit-kredit yang cenderung berisiko tinggi. Sebagai langkah antisipatif, BII naikkan cadangan menjadi Rp952 miliar. Apriyani Kurniasih.

Jakarta–Iklim bisnis yang kurang kondusif yang merupakan imbas dari kondisi makro ekonomi menjadi tantangan yang cukup bagi perbankan dalam menyalurkan kredit. Meningkatnya risiko disikapi bank dengan lebih selektif dalam menyalurkan kredit dan melakukan pencadangan. Pasalnya, sejumlah bank mendapati rasio kredit bermasalahnya mengalami peningkatan.

Ditengah kondisi ini, PT. Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) masih membukukan pertumbuhan kredit sebesar 2,4% menjadi Rp388 miliar pada Juni 2015, naik tipis dibandingkan dengan posisi juni tahun lalu yang mencapai Rp341 miliar.
Meningkatnya kredit ditipang oleh penyaluran kredit perbankan ritel dan perbankan

Namun, kondisi domestik yang penuh tantangan menyebabkan NPL BII naik menjadi 3,48% (gross) dan 2,35% (net). Untuk itu, BII tetap berhati-hati dengan kualitas kredit sehubungan beberapa bisnis, terutama portofolio korporasi di Perbankan Global yang masih terkena dampak perlambatan ekonomi dan pelemahan Rupiah. Sebagai tindakan antisipatif terhadap kondisi ekonomi saat ini dan memastikan praktek prudent banking, BII telah membukukan biaya provisi sebesar Rp952 miliar pada Juni 2015, atau naik jika dibandingkan Juni 2014 yang mencapai Rp703 miliar.

Sampai dengan Juni 2015, kredit perbankan ritel mencatat pertumbuhan kredit sebesar 14,2% dari Rp38,3 triliun menjadi Rp43,8 triliun. Kredit Perbankan Bisnis tumbuh 13,1% dari Rp38,3 triliun menjadi Rp43,3 triliun. Sementara, kredit perbankan global turun 27,2% dari Rp29,4 triliun menjadi Rp21,4 triliun. Kredit Perbankan Ritel dan Kredit Perbankan Bisnis masing-masing memberikan kontribusi 40% dan 20% dari total portofolio kredit.

Kredit perbankan ritel mencatat pertumbuhan yang kuat pada semester pertama 2015. Portofolio KPR tumbuh 15,6% menjadi Rp17,2 triliun. Unsecured loans meningkat 19,7% dengan Kredit Tanpa Agunan naik 48,6% dan tagihan Kartu Kredit meningkat 8,8%. Perbankan Elektronik juga menunjukkan perkembangan yang kuat dengan 81% transaksi ritel menggunakan saluran elektronik Bank sehingga mendorong pertumbuhan pada volume saluran elektronik.

Perkembangan positif juga terjadi pada perbankan bisnis yang mengalami kenaikan sebesar 14,7% pada kredit Komersial dari Rp21,8 triliun pada Juni 2014 menjadi Rp25,0 triliun pada Juni 2015. Peningkatan juga terjadi pada portofolio kredit UKM sebesar 7,2% dari Rp15,9 triliun pada Juni 2014 menjadi Rp17,0 triliun pada Juni 2015 dengan metric kualitas aset yang tetap baik. Sementara, produk pembiayaan mikro “PIJAR” (Pilihan Bijak Mitra Usaha) menunjukkan kenaikan sebesar 118% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, menjadi sebesar Rp1,2 triliun.

Apriyani

Recent Posts

Harita Nickel Raup Pendapatan Rp20,38 Triliun di Kuartal III 2024, Ini Penopangnya

Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More

56 mins ago

NPI Kuartal III 2024 Surplus, Airlangga: Sinyal Stabilitas Ketahanan Eksternal Terjaga

Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More

1 hour ago

Peluncuran Reksa Dana Indeks ESGQ45 IDX KEHATI

Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More

3 hours ago

Pacu Bisnis, Bank Mandiri Bidik Transaksi di Ajang GATF 2024

Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More

3 hours ago

Eastspring Investments Gandeng DBS Indonesia Terbitkan Reksa Dana Berbasis ESG

Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More

5 hours ago

Transaksi Kartu ATM Makin Menyusut, Masyarakat Lebih Pilih QRIS

Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More

5 hours ago