Lebih lanjut dia mengungkapkan, bahwa naik turunnya kondisi perekonomian nasional saat ini, telah berdampak pada penyaluran pembiayaan perbankan syariah, sehingga turut menyumbang tingginya rasio pembiayaan bermasalah perbankan syariah.
“Karena total pembiayaannya tidak tumbuh, sehingga NPF-nya besar sampai di atas 4%. Ditambah lagi terjadi situasi ekonomi yang melambat. Kalau ekonomi tidak melambat, kita tidak akan lihat NPF itu naik,” ucapnya.
Kendati begitu, kata dia, belum ada bank syariah yang NPF-nya menyentuh di atas 5% atau melewati batas atas yang ditetapkan regulator. “Overall memang mendekati ke 5% tapi belum sampai diatas 5%. Sekarang sudah mulai turun dan mereka sudah mampu mitigasi risiko pembiayaannya,” tutupnya. (*)
Page: 1 2
Jakarta – Chief Investment Officer Allianz Indonesia Ni Made Daryanti memproyeksikan, sepanjang tahun 2025 masih… Read More
Jakarta - PT Helios Informatika Nusantara (Helios), perusahaan penyedia infrastruktur digital asal Indonesia, resmi ditunjuk… Read More
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai jalur negosiasi yang dilakukan Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah… Read More
Jakarta - Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf) resmi menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan Otoritas Jasa Keuangan… Read More
Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini, Jumat, 25 April 2025, kembali… Read More
Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto selaku Ketua Delegasi dan Koordinator Perundingan atas Kebijakan Tarif… Read More