Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada November 2017 Indeks Harga Konsumen (IHK) menunjukkan inflasi sebesar 0,20 persen degan tingkat inflasi tahun kalender (Januari–November) 2017 sebesar 2,87 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (November 2017 terhadap November 2016) sebesar 3,30 persen.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, dengan IHK yang sebesar 130,35, tercatat dari 82 kota IHK, 68 kota mengalami inflasi dan 14 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Singaraja sebesar 1,80 persen dengan IHK 138,11 dan terendah terjadi di Bekasi dan Palopo masing-masing sebesar 0,02 persen dengan IHK masing-masing sebesar 126,24 dan 127,49.
“Deflasi tertinggi terjadi di Tual sebesar 2,74 persen dengan IHK sebesar 150,99 dan terendah terjadi di Manokwari sebesar 0,02 persen dengan IHK sebesar 124,20,” ujarnya di Jakarta, Senin, 4 November 2017.
Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya seluruh indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan sebesar 0,37 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,22 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,13 persen;
“Kemudian, kelompok sandang sebesar 0,12 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,27 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga sebesar 0,10 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,09 persen,” ucapnya.
Di sisi lain, lanjut dia, komponen inti pada November 2017 mengalami inflasi sebesar 0,13 persen. Tingkat inflasi komponen inti tahun kalender (Januari–November) 2017 mengalami inflasi sebesar 2,82 persen dan tingkat inflasi komponen inti tahun ke tahun (November 2017 terhadap November 2016) sebesar 3,05 persen. (*)