Singapura–Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tengah berupaya untuk mendorong agar cost of fund lebih terjangkau sehingga dapat meningkatkan daya saing Indonesia di kancah regional. Salah satunya dengan dengan cara menekan net interest margin (NIM) perbankan di level 3%-4% melalui kebijakan pengaturan suku bunga kredit.
Disatu sisi, hal ini berpotensi membuat bank lebih selektif dalam mengucurkan kredit.
Diksha Gera, Analis Blommberg Asia Pacific mengungkapkan, NIM di Indonesia memang paling tinggi di Asia Tenggara. “Bukan hanya karena didasarkan pada tingginya tarif, tetapi juga karena tingginya credit premium”ujar dia.
Masih kata Diksha, tingginya suku bunga juga disebabkan oleh besarnya risiko atau potensi default yang disebabkan oleh efek domino ekonomi.
Untuk mendorong agar bank lebih efisien, OJK berencana mengeluarkan kebijakan terkait pemberian insentif kepada bank yang mampu menekan NIM-nya. Aturan ini dikabarkan akan segera dirilis bulan depan. (*)
Poin Penting Sebanyak 36 dari 38 provinsi telah menetapkan UMP 2026, sesuai PP 49/2025 yang… Read More
Poin Penting Pemerintah memastikan formulasi UMP 2026 telah memasukkan indikator ekonomi seperti inflasi, indeks alfa,… Read More
Poin Penting Modal asing masuk Rp3,98 triliun pada 22–23 Desember 2025, dengan beli bersih di… Read More
Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More
Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More
Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More