Singapura–Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tengah berupaya untuk mendorong agar cost of fund lebih terjangkau sehingga dapat meningkatkan daya saing Indonesia di kancah regional. Salah satunya dengan dengan cara menekan net interest margin (NIM) perbankan di level 3%-4% melalui kebijakan pengaturan suku bunga kredit.
Disatu sisi, hal ini berpotensi membuat bank lebih selektif dalam mengucurkan kredit.
Diksha Gera, Analis Blommberg Asia Pacific mengungkapkan, NIM di Indonesia memang paling tinggi di Asia Tenggara. “Bukan hanya karena didasarkan pada tingginya tarif, tetapi juga karena tingginya credit premium”ujar dia.
Masih kata Diksha, tingginya suku bunga juga disebabkan oleh besarnya risiko atau potensi default yang disebabkan oleh efek domino ekonomi.
Untuk mendorong agar bank lebih efisien, OJK berencana mengeluarkan kebijakan terkait pemberian insentif kepada bank yang mampu menekan NIM-nya. Aturan ini dikabarkan akan segera dirilis bulan depan. (*)
Jakarta – Super App terbaru dari PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI), yaitu BYOND by… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan aliran modal asing keluar (capital outflow) dari Indonesia pada pekan kedua… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan bahwa data perdagangan saham pada pekan 11… Read More
Jakarta – Kinerja PT Asuransi Allianz Life Syariah Indonesia atau Allianz Syariah tetap moncer di… Read More
Jakarta - PT BPR Syariah BDS berkomitmen untuk memberikan pelbagai dampak positif bagi nasabahnya di Yogyakarta dan… Read More
Denpasar--Infobank Digital kembali menggelar kegiatan literasi keuangan. Infobank Financial & Digital Literacy Road Show 2024… Read More