Jakarta – Nilai tukar rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat (AS) kembali tertekan. Pada perdagangan Selasa (23/4) berada di posisi Rp 16.246 per dollar AS.
Kondisi ini tentu saja membawa kekhawatiran pelbagai pihak di Tanah Air. Namun, kabar baiknya, analis menyebut pelemahan nilai tukar ini hanya lonjakan temporer.
“Nilai tukar rupiah yang terjadi saat ini hanya lonjakan temporer,” kata Senior Portfolio Manager, Equity PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Samuel Kesuma, CFA, dikutip Selasa (23/04).
Baca juga : Rupiah Merosot, BI Rate Diprediksi Masih Ditahan di Level 6 Persen
Ia mengatakan, pelemahan nilai tukar Rupiah yang terjadi akhir-akhir ini lebih disebabkan faktor global. Di mana, salah satu fokus Bank Indonesia (BI) saat ini juga pun sudah sesuai, yaitu upaya stabilitas nilai tukar.
“Inilah yang membuat BI masih mempertahankan suku bunga acuan belum berubah,” kelasnya.
Menurutnya, BI terus memperkuat bauran kebijakan untuk menjaga nilai tukar lewat intervensi di pasar mata uang, dan pembelian SBN di pasar sekunder yang juga diharapkan bisa menopang pasar obligasi.
Adapun, pihaknya memproyeksikan nilai tukar rupiah di akhir tahun akan berkisar Rp14.900 sampai dengan 15.300 per Dolar AS.
Jakarta – Ekonom Senior Core Indonesia Hendri Saparini mengatakan masih terdapat gap yang tinggi antara kebutuhan pendanaan… Read More
Suasana saat penantanganan kerja sama Bank Mandiri dengan PT Delta Mitra Sejahtera dengan membangun 1.012… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut kinerja pasar modal Indonesia masih akan mengalami… Read More
Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menyesuaikan jadwal operasional kantor cabang sepanjang periode… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini (19/12) kembali ditutup merah ke… Read More
Jakarta - Senior Ekonom INDEF Tauhid Ahmad menilai, perlambatan ekonomi dua negara adidaya, yakni Amerika… Read More