Moneter dan Fiskal

Nilai Tukar Rupiah Hampir Tembus Rp16.000, Begini Respon Sri Mulyani

Jakarta – Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus melemah dalam waktu beberapa hari terakhir. Bahkan rupiah hampir mendekati Rp16.000 per dolar AS.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati pun merespons hal tersebut. Menurutnya, meski rupiah mengalami pelemahan yaitu terdepresiasi 0,7 persen secara year to date (ytd) per 20 Oktober 2023, namun hal ini bukan semata-mata dikarenakan dari kinerja rupiah, melainkan dolar yang sedang menguat.

“Meskipun orang Indonesia lihatnya nominal. Kalau kita lihat pergerakan nilai tukar year to date depresiasinya 0,7 persen. Jadi penyebabnya mungkin bukan rupiahnya tapi doalnya yang menguat,” kata Sri Mulyani dikutip Kamis 26 Oktober 2023.

Baca juga: Rupiah Hampir Tembus Rp16.000 per Dolar AS, Chatib Basri: Masih Terkendali

Dia menjelaskan dengan capital outflow yag terjadi di bulan September dan Oktober 2023 yaitu masing-masing pada Surat Berharga Negara (SBN) Rp23,3 triliun dan Rp10,3 triliun, serta saham Rp4,1 triliun, dan Rp1,7 triliun.

“Dengan capital outflow yang cukup terjadi pada bulan September-Oktober ini maka kita lihat pergerakan nilai tukar kita dalam posisi yang relatif baik,” jelas Menkeu.

Namun, dari sisi pasar SBN mengalami tekanan, dimana yield SUN dengan tenor 10 tahun naik dari 6,38 persen pada 31 Agustus menjadi 6,91 persen pada 29 September 2023, dan 7,24 persen pada 24 Okotber 2023.

Sedangkan, yield US Treasury dengan tenor 10 tahun sudah menembus diatas 5 persen. Yaskni, yang sebelumnya 4,8 persen menjadi 5,87 persen.

“Biasanya antara Indonesia dan AS ada beda gap cukup besar karena kita emerging country sementara AS adalah negara advance yang dalam dari sisipasar surat berharga negaranya dan mereka tentu saja mereka pemilik dolar. Tapi ini kelihatan meskipun SBN relatif kinerjanya cukup baik, tapi tetap terkena dampaknya,” Terangnya.

Baca juga: Ternyata Ini Biang Kerok Rupiah Nyaris Sentuh Rp16.000 per Dolar AS

Sedangkan yang domestik, surat berhagra dalam negeri atau SBN, juga mengalami kenaikan di 7,08 persen.

“Dalam hal ini terlihat masa pertengahan tahun atau bahkan kuartal II 2023 SBN kita di posisi yang sangat kompetitif, yield ya cukup rendah, tight dan pressurenya agak meningkat. Ini sedang dan akan terus dikelola dan diwaspadai,” pungkasnya. (*)

Irawati

Recent Posts

HUT ke-26, Bank Mandiri Hadirkan Inovasi Digital Adaptif dan Solutif untuk Siap Jadi Jawara Masa Depan

Jakarta - Merayakan usia ke-26, Bank Mandiri meluncurkan berbagai fitur dan layanan digital terbaru untuk… Read More

8 hours ago

KemenKopUKM Gandeng Surveyor Indonesia Verifikasi Status Usaha Simpan Pinjam Koperasi

Jakarta - Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) menunjuk PT Surveyor Indonesia, anggota Holding BUMN IDSurvey,… Read More

8 hours ago

Bijak Manfaatkan Produk Keuangan, Ini Pesan OJK kepada Gen Z

Balikpapan - Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica… Read More

9 hours ago

Jurus OJK Perluas Akses Keuangan yang Bertanggung Jawab dan Produktif di Balikpapan

Balikpapan – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) semakin memperluas akses keuangan masyarakat terhadap sektor jasa keuangan yang… Read More

9 hours ago

Rayakan HUT ke-26, Bank Mandiri Luncurkan 5 Fitur dan Layanan Digital Terbaru

Komisaris Bank Mandiri Chatib Basri dan Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi saat meresmikan peluncuran… Read More

10 hours ago

BEI Catat 5 Saham Berikut Jadi Pemberat IHSG Pekan Ini

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama sepekan mengalami penurunan sebesar sebesar 2,61 persen… Read More

11 hours ago