Poin Penting
Jakarta – Akselerasi digitalisasi sistem pembayaran nasional terus menunjukkan momentum yang kuat. Bank Indonesia (BI) mencatat nilai transaksi ritel yang diproses melalui BI-FAST mencapai Rp1.092 triliun pada November 2025, seiring melonjaknya volume transaksi menjadi 439 juta atau tumbuh 29,77 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Gubernur BI Perry Warjiyo menegaskan, kinerja tersebut mencerminkan sistem pembayaran nasional yang semakin andal dan dipercaya masyarakat.
“Pertumbuhan transaksi ekonomi dan keuangan digital pada November 2025 tetap tinggi, didukung oleh sistem pembayaran yang aman, lancar, dan andal,” ujarnya dalam konferensi pers hasil RDG BI, dikutip, Kamis, 18 Desember 2025.
Baca juga: Jaga Stabilitas Rupiah, BI Tahan Suku Bunga Acuan di Level 4,75 Persen
Lonjakan transaksi BI-FAST menjadi bagian dari pertumbuhan pesat ekosistem pembayaran digital secara keseluruhan.
BI mencatat volume transaksi pembayaran digital—yang mencakup aplikasi mobile dan internet—mencapai 4,66 miliar transaksi atau tumbuh 41,12 persen (yoy)
Perluasan akseptasi pembayaran digital dan meningkatnya kenyamanan pengguna menjadi pendorong utama pertumbuhan tersebut.
Baca juga: Transaksi BI-Fast Bank Mandiri Ngegas, per Agustus 2023 Tembus Rp1.500 Triliun
Menurut Perry, kinerja positif ini tidak terlepas dari semakin masifnya adopsi kanal digital oleh masyarakat dan pelaku usaha.
“Kinerja positif ini didukung oleh peningkatan jumlah pengguna dan merchant,” tuturnya.
Dari sisi kanal, transaksi melalui aplikasi mobile dan internet masing-masing tumbuh 15,91 persen (yoy) dan 16,11 persen (yoy).
Baca juga: Prasasti Nilai QRIS Efektif Dongkrak Ekonomi RI
Namun, sorotan utama datang dari Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) yang mencatat pertumbuhan sangat agresif, yakni 143,64 persen (yoy). Capaian ini menandakan perubahan perilaku masyarakat menuju metode pembayaran digital yang semakin cepat dan luas.
Sementara itu, untuk transaksi bernilai besar, BI mencatat volume transaksi yang diproses melalui BI-RTGS mencapai 0,87 juta transaksi dengan nilai fantastis sebesar Rp20.463 triliun pada November 2025.
Menariknya, di tengah pesatnya digitalisasi, permintaan terhadap uang tunai juga tetap meningkat. Uang Kartal Yang Diedarkan (UYD) tercatat tumbuh 13,09 persen (yoy) menjadi Rp1.250,60 triliun. (*) Alfi Salima Puteri
Poin Penting Telkom resmi melepas bisnis dan aset Wholesale Fiber Connectivity tahap I ke anak… Read More
Poin Penting CIMB Niaga salurkan Green Financing USD18,5 juta kepada IKPT melalui skema syariah (sharia-green… Read More
Poin Penting BNI memperluas adopsi AI skala enterprise melalui kerja sama lanjutan dengan Cloudera Implementasi… Read More
Poin Penting Kemenkeu belum akan menambah penempatan dana pemerintah ke perbankan hingga akhir 2025 karena… Read More
Poin Penting Realisasi anggaran MBG mencapai Rp52,9 triliun hingga 15 Desember 2025, setara 74,6 persen… Read More
Poin Penting Belanja pemerintah pusat hingga November 2025 mencapai Rp2.116,2 triliun dari outlook APBN Rp2.663,4… Read More