Jakarta–Anggota Dewan Komisioner LPS yang besar sebagai ekonom, Destry Damayanti menilai fundamental kurs Rupiah terhadap USD berada di sekitar Rp12.700. Meski begitu, nilai tukar Rupiah tidak serta merta dalam waktu dekat menuju ke angka tersebut.
Tahun ini, Destry menyebut, pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak bisa lepas dari perkembangan perekonomian global khususnya apa yang terjadi di China. Pasalnya, sebagai negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia, pemerintah China bisa saja melakukan banyak hal. Khususnya bertujuan sebagai stimulus moneter agar pertumbuhan ekonominya tidak turun terlalu tajam. Tahun ini, ekonomi China diperkirakan tumbuh 6,3%.
“Khususnya langkah pemerintah China yang bisa saja mendevaluasi Yuan. Nilai Yuan saat ini masih overvalue,” sebut Destry di Market Outlook 2016 bersama Prudential di Hotel Shangrila, Senin, 14 Maret 2016.
Jika China melakukan devaluasi mata uang,sebutnya, maka dikhawatirkan mata uang dunia, khususnya Rupiah tidak akan menguat sendiri. Padahal, semenjak awal tahun 2016 ini, mata uang rupiah semakin terapresiasi. Mengingat kekhawatiran akan devaluasi Yuan ini, gerak mata uang Indonesia ini tidak akan dengan serta merta menguat.
“Nilai fundamental Rupiah di Rp12.700,” tambahnya.
Apalagi, saat ini, menurut Destry, ketergantungan ekonomi Indonesia terhadap China makin besar. Dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat dan Jepang, negeri Tirai Bambu ini memiliki eksposure yang lebih besar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“Setiap satu persen pertumbuhan China melambat, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan melambat 0,34%” tambah ekonom Mandiri ini.
Meskipun begitu, menurut Destry, di tahun ini, nilai tukar Rupiah tahun ini diprediksinya tidak akan bergerak terlalu volatile dibandingkan tahun 2015 lalu. Alasanyya, karena pertumbuhan ekonomi AS tidak terlalu bergerak terlalu baik sesuai perkiraan.
“Sebagian besar ekonom masih memprediksi kalaupun ada kenaikan suku bunga di Amerika, tidak akan naik terlalu tinggi,” pungkasnya. (*) Gina Maftuhah
Jakarta – Bangkok Bank sukses mengakuisisi 89,12 persen saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) dari Standard Chartered Bank dan… Read More
Jakarta – PT PLN (Persero) dalam mencapai Net Zero Emission (NZE) 2060 membutuhkan investasi mencapai USD700 miliar… Read More
Jakarta - PT Bank Permata Tbk (BNLI) atau Permata Bank memiliki peluang ‘naik kelas’ ke Kelompok Bank… Read More
Jakarta – Presiden Prabowo Subianto optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai level 8 persen dalam kurun waktu… Read More
Jakarta - Mahkamah Pidana Internasional (International Criminal Court/ICC) resmi mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel, Benjamin… Read More
Makassar – PT Asuransi Maximus Graha Persada Tbk (Maximus Insurance) menyerahkan polis asuransi jaminan diri… Read More