Ekonomi dan Bisnis

Nilai Ekspor Nanas Melejit, Pengusaha Menjerit

Jakarta –  Ekspor buah nanas setiap tahun mengalami tren peningkatan cukup signifikan setelah pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan dan program strategis.

Data BPS menyebut, peningkatan ekpor buah dengan nama latin ananas comosus mencapai 31,27% atau rata-rata 8,65% per tahun.

Bahkan pangsa ekspor nanas juga lebih besar jika dibandingkan komoditas buah lain, yakni 41,36% terhadap total nilai ekspor produk hortikultura yang mencapai 84,48%.

Kendati demikian, Indonesia masih dihadapkan berbagai masalah dalam meningkatkan ekspor nanas tersebut. Salah satunya, pengenaan tarif bea masuk di negara tujuan.

Direktur Corporate Affair Great Giant Foods (GGF) Welly Soegiono mengatakan, kendala diskriminasi tarif bea masuk negara tujuan ekspor sudah terjadi selama 15 tahun. Khususnya negara-negara Eropa yang menjadi pasar terbesar GGF.

“Kami dikenakan biaya sebesar 16%. Sementara, Negara Filipina yang membeli nanas di GGP, justru dikenakan pajak ekspor 0%,” jelasnya, dikutip Senin, 10 April 2023.

Menurutnya, meski PT Great Giant Pineapple (GGP) yang menjadi anak usaha PT GGF dipatok pajak 16% oleh negara tujuan ekspor, namun tidak berdampak terhadap tenaga kerja maupun produksi. Hal ini dikarenakan, GGP masih menguasai pasar Eropa sekitar 40%.

“Apalagi jika pajak biaya masuk negara ekspor bisa 0%, dipastikan dapat meningkatkan devisa negara,” jelasnya.

Saat ini, perseroan merupakan pengekspor nanas kaleng yang terintegrasi sebagai salah satu plantation terbesar di dunia. Tiap tahunnya, GGP mengekspor lebih dari 15.000 kontainer nanas. Setidaknya terdapat lebih dari 65 negara tujuan ekspor nanas dari GGP.

Di mana, sekitar 40% produk tersebut diekspor ke negara-negara Eropa, 25% ke Amerika, selebihnya diekspor ke Asia, Timur Tengah, dan Australia. Pada tahun pelaporan, kontribusi produk nanas kaleng menyumbang 90% pendapatan perseroan.

Adopsi Teknologi Terkini

Dalam operasional produknya, manajemen GGP telah mengadopsi teknologi teranyar dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas di setiap proses pengelolaan nanas.

Misalnya, precision agriculture dengan penggunaan drone dan serta pemakaian aplikasi e-grower untuk program kemitraan dengan petani di beberapa lokasi di Indonesia.

“Perusahaan juga sudah menjalankan sistem traceability yang baik karena keseluruhan proses mulai dari penanaman, harvesting, processing dikelola secara terintegrasi,” terangnya.

Selain itu kata Welly, pengelolaan nanas di perusahaan telah terintegrasi antara kebun dan pabrik termasuk pabrik yang memproduksi kaleng kemasannya. Dengan begitu, nanas dari kebun dapat langsung diproses di cannery factory dalam kondisi segar. (*)

Editor: Rezkiana Nisaputra

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

IHSG Sesi I Ditutup Menguat ke 8.655 dan Cetak ATH Baru, Ini Pendorongnya

Poin Penting IHSG menguat ke 8.655,97 dan sempat mencetak ATH baru di level 8.689, didorong… Read More

47 mins ago

Konsumsi Produk Halal 2026 Diproyeksi Tumbuh 5,88 Persen Jadi USD259,8 Miliar

Poin Penting Konsumsi rumah tangga menguat jelang akhir 2025, didorong kenaikan penjualan ritel dan IKK… Read More

2 hours ago

Menteri Ara Siapkan Ratusan Rumah RISHA untuk Korban Banjir Bandang Sumatra, Ini Detailnya

Poin Penting Kementerian PKP tengah memetakan kebutuhan hunian bagi korban banjir bandang di Sumatra melalui… Read More

2 hours ago

Livin’ Fest 2025 Resmi Hadir di Bali, Bank Mandiri Dorong UMKM dan Industri Kreatif

Poin Penting Livin’ Fest 2025 resmi digelar di Denpasar pada 4-7 Desember 2025, menghadirkan 115… Read More

3 hours ago

Sentimen The Fed Bisa Topang Rupiah, Ini Proyeksi Pergerakannya

Poin Penting Rupiah berpotensi menguat didorong ekspektasi kuat pasar bahwa The Fed akan memangkas suku… Read More

3 hours ago

Komitmen Pertamina EP Jalankan Praktik Keberlanjutan dan Transparansi Data

Poin Penting Pertamina EP memperkuat praktik keberlanjutan dan transparansi, yang mengantarkan perusahaan meraih peringkat Bronze… Read More

3 hours ago