Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan terjadi penurunan ekspor dan impor pada Januari 2024. Nilai ekspor Januari 2024 sebesar USD20,52 miliar atau turun 8,34 persen secara bulanan (mtm), dibandingkan bulan sebelumnya pada Desember 2023 yang sebesar 22,39 USD miliar.
“Penurunan nilai ekspor pada Januari 2024, didorong oleh penurunan ekspor non migas terutama pada golongan barang bahan bakar mineral dengan andil penurunan 3,85 persen dan biji logam, terak dan abu turun 2,21 persen, serta logam mulai dan perhiasan permata turun 1,49 persen,” ujar Plt. Kepala BPS, Amalia A. Widyasanti dalam Rilis BPS, Kamis, 15 Februari 2024.
Secara rinci, ekspor non migas turun sebesar 8,34 persen atau sebesar USD19,13 miliar pada Januari 2024, dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar USD20,91 miliar.
Baca juga: Dukung Ekspor Gerbong Kereta, LPEI Suntik Pembiayaan ke INKA
Sementara, untuk ekspor migas turun sebesar 5,49 persen atau secara nilai sebesar USD1,39 miliar, dibandingkan pada Desember 2023 sebesar USD1,48 miliar.
“Penurunan ekspor migas didorong oleh penurunan nilai ekspor hasil minyak dengan andil penurunan -0,89 persen,” jelasnya.
Bila dilihat secara tahunan, tren pelemahan ekspor masih berlanjut. Nilai ekspor Januari 2024 mengalami penurunan cukup dalam sebesar 8,06 persen secara tahunan (yoy). Pada Januari 2024 nilai ekspor menjadi USD20,52 miliar dibandingkan Januari 2023 sebesar USD22,32 miliar.
“Kontraksi ini didorong oleh penurunan ekspor non migas, terutama pada golongan barang bahan bakar mineral, logam mulia dan perhiasan/permata, dan mesin serta perlengkapannya elektrik dan bagiannya,” pungkas Amalia.
Sementara itu, nilai impor pada Januari 2024 mencapai USD18,51 miliar atau turun 3,13 persen mtm dibandingkan Desember 2023 yang sebesar USD19,11 miliar.
Secara rinci, impor migas turun sebesar 19,99 persen atau menjadi USD2,70 miliar, dibandingkan bulan sebelumnya USD3,37 miliar. Sedangkan, impor non migas meningkat sebesar 0,48 persen mtm atau sebesar USD15,81 miliar, dibandingkan bulan sebelumnya USD15,74 miliar.
Baca juga: Impor Beras 2023 Terbesar Sepanjang 25 Tahun Terakhir, CORE: Kebijakan yang Serampangan!
“Penurunan nilai impor secara bulanan dikarenakan oleh peran penurunan nilai impor migas dengan andil penurunan sebesar 3,35 persen, terutama di dorong oleh penurunan impor hasil minyak dengan andil sebesar 2,25 persen,” pungkasnya.
Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya pada periode yang sama, secara total nilai impor pada Januari 2024 sebesar USD18,51 miliar naik sebesar 0,36 persen yoy dibandingkan dengan Januari 2023 dengan nilai sebesar USD18,44 miliar.
“Nilai impor migas turun 7,15 persen yoy. Sementara, impor non migas mengalami kenaikan 1,76 persen yoy,” imbuhnya. (*)
Editor: Galih Pratama
Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More
Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More
Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More
Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More
Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More
Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More