Sederet nama mencuat sebagai kandidat kuat pimpinan BRI. Ada yang dari internal BRI, tetapi juga ada yang dari eksternal BRI yang kini merupakan pimpinan di bank BUMN. Seperti apa sepak terjangnya? Karnoto Mohamad.
Nama-nama bankir tersebut adalah para profesional yang memiliki catatan sukses. Namun, siapa yang akan terpilih sudah pasti tergantung pada keinginan dan “selera” pemegang saham, yaitu pemerintah melalui Menteri BUMN.
Melihat peran dan posisi strategis BRI yang 80% portofolio asetnya di pembiayaan UMKM, pemerintah yang sedang mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif, tentu sangat berkepentingan agar BRI terus mampu menjadi lokomotif pembiayaan bagi para pelaku ekonomi papan bawah. Sebut saja melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang tahun lalu mencapai Rp100 triliun, dan 70%-nya atau Rp71 triliun disalurkan oleh BRI. Kemampuan BRI di segmen UMKM memang sangat perkasa dan terbukti sulit ditandingi bank-bank lain yang coba-coba merebut pasar UMKM.
Menurut Infobank Institute, pemilihan BRI-1 harus berdasarkan pertimbangan korporasi untuk membuat BRI lebih maju. Kalaupun BRI diarahkan untuk mendukung agenda pembangunan pemerintah, bankir yang dipilih haruslah yang terbaik dan berintegritas. Tak dimungkiri, kriteria seorang corporate leader biasanya menyesuaikan dengan apa yang menjadi keinginan pemilik.
Jika pemerintah ingin BRI menjadi lokomotif pembiayaan UMKM, pemerintah memilih bankir yang sudah menguasai bidang UMKM. Pilihannya adalah alumni BRI, terutama Suprajarto dan Djarot Kusumayakti. Sulaiman Arif Arianto, yang berpengalaman dalam corporate banking, bisa menjadi pilihan jika BRI diarahkan untuk memperbesar pasar korporasi. Sedangkan, jika pemerintah menghendaki adanya perubahan di BRI, Sunarso menjadi pilihannya.
Kendati merupakan bank yang sehat dan selama ini mampu menjaga pertumbuhannya, BRI tak bisa dipisahkan dari pasar. Pasar perbankan yang sangat cepat berubah dan penuh kompetisi bisa menghidupi sekaligus bisa juga mematikan sebuah bank. Menghadapi perubahan tersebut, BRI harus melakukan transformasi untuk menciptakan pertumbuhan berkelanjutan pada masa-masa mendatang. (Baca juga : Teka Teki Pengganti Asmawi)
Meski pemilihan pemimpin BRI adalah domain pemegang saham, kalangan internal organisasi BRI memiliki keinginan yang sejalan untuk kemajuan BRI. Menurut sumber Infobank di BRI, kalangan internal organisasi BRI, terutama generasi muda, menghendaki perubahan. Sementara, sebagian kalangan ingin mempertahankan cara kerja maupun budaya organisasi yang sudah ada selama ini. “Sunarso dilihat sebagai sosok pembawa perubahan, sedang yang ingin dengan status quo inginnya bankir yang asli BRI,” ujar sumber tersebut kepada Infobank, bulan lalu.
Namun, Suprajarto akan menjadi pesaing ketat. Meski sama-sama dari BRI dan sudah lama menjadi bagian dari kultur bank ini, kepemimpinan Suprajarto cenderung lebih keras dibandingkan dengan Sulaiman Arif Arianto maupun Djarot Kusumayakti. Suprajarto juga memiliki koneksi kuat dengan para elite di dunia politik.
Menurut sumber Infobank, secara de facto Sunarso sudah memegang authority kepemimpinan di BRI. Dua tahun berada di BRI, passion Sunarso justru lebih kelihatan di BRI, bahkan melebihi Asmawi Syam yang mungkin dipengaruhi oleh kontrak kerjanya yang terlalu singkat sebagai Direktur Utama BRI.
Sunarso seperti membawa nilai-nilai yang berasal dari Bank Mandiri, bank yang giat membangun generasi masa depan, tiga kali berhasil melakukan suksesi kepemimpinan dari dalam organisasi, dan telah melakukan tiga tahapan transformasi dalam satu dekade terakhir. Tak heran, di BRI Sunarso berperan dalam menyusun program transformasi yang dikemas dalam rencana perusahaan periode 2018 hingga 2022 dan strategi untuk merealisasikan visi BRI menjadi “The Most Valuable Bank in South East Asia and Home for The Best Talent”.
Ketika dihubungi Infobank, Sunarso menolak berkomentar mengenai bursa BRI-1. Namun, ia mengatakan bahwa program transformasi—kelompok muda BRI menamainya sebagai BRIvolution—akan tetap, bahkan lebih fokus ke segmen UMKM dengan menyediakan segala macam produk dan layanan keuangan secara terintegrasi. “Ibarat tim sepak bola, pemain-pemain muda ini menghendaki transformasi strategi dan cara menguasai lapangan, kami yang senior akan menjadi coach,” ujarnya ketika dihubungi Infobank, bulan lalu.
Siapa pun yang terpilih menjadi BRI-1, dia akan menakhodai BRI di tengah perubahan dunia korporasi yang makin kompleks, kompetisinya makin bersifat global, dan aspek teknologi makin dibutuhkan. Karena perubahan itu, kepemimpinan yang dibutuhkan di perbankan seperti BRI pun tidak bisa hanya memikirkan pengelolaan assets dan liability serta beberapa pendapatan dari jasa-jasa keuangan, tapi juga harus mampu berkompetisi secara domestik maupun global dan memiliki pemikiran out of the box sesuai dengan zamannya. (*)
Jakarta - PT Asuransi Allianz Life Syariah Indonesia (Allianz Syariah) terus berupaya meningkatkan literasi masyarakat tentang… Read More
Jakarta – Pesatnya perkembangan teknologi di era modern tidak hanya membawa kemudahan, tetapi juga meningkatkan… Read More
Jakarta - Bank Mandiri Taspen (Bank Mantap) terus menunjukkan komitmen untuk meningkatkan kesejahteraan para nasabahnya,… Read More
Jakarta – Rencana aksi korporasi BTN untuk mengakuisisi bank syariah lain masih belum menemukan titik terang. Otoritas… Read More
Suasana saat penandatanganan strategis antara Dana Pensiun Lembaga Keuangan PT AXA Mandiri Financial Services (DPLK… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bakal kedatangan satu perusahaan dengan kategori lighthouse yang… Read More