Internasional

Ngeri! Mulai Juni 2024, UBS PHK Ribuan Karyawan di Seluruh Dunia

Jakarta – Bank raksasa asal Swiss, UBS berencana untuk melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap ribuan karyawannya di seluruh dunia.

Melansir Reuters, Jumat (10/5/2024), PHK karyawan UBS ini akan dilakukan dalam lima tahap atau gelombang yang dimulai pada Juni mendatang. Pemangkasan berikutnya akan dilakukan pada Agustus, September, Oktober, dan November. 

Pada 31 Maret 2024, USB diketahui mempekerjakan sebanyak 111.549 pekerja penuh waktu. Jumlah ini turun sebanyak 1.293 pekerja dibandingkan pada akhir 2023. Secara total, 136.622 pekerja internal dan eksternal dipekerjakan di bank Swiss, turun 1.840.

CEO UBS Sergio Ermotti mengatakan sebagian besar pemutusan hubungan kerja akan dilakukan di Swiss, dimulai sekitar akhir tahun dan berlanjut hingga tahun 2025 dan 2026. PHK tersebut bukanlah sesuatu yang dianggap “segera” oleh bank.

Baca juga: Tesla PHK Karyawan Lagi, Kini Sasar Divisi Perangkat Lunak

“Dan dalam beberapa bulan mendatang bank tersebut akan membutuhkan lebih banyak sumber daya untuk benar-benar mengelola proses integrasi yang sangat kompleks,” ungkapnya.

Para analis memperkirakan bahwa hingga 35.000 pekerjaan bisa hilang sebagai bagian dari upaya yang lebih luas untuk menghemat biaya sebesar lebih dari USD10 miliar.

Di Asia, diperkirakan juga akan terjadi PHK massal. Bank investasi dalam negeri di Tiongkok daratan adalah salah satu bank yang mungkin akan mengalami PHK karyawan karena UBS saat ini memegang saham mayoritas di dua unit, sementara peraturan setempat hanya mengizinkan satu unit.

Dikabarkan, PHK karyawan UBS merupakan bagian dari upaya UBS memangkas biaya pasca-akuisisi Credit Suisse. UBS Group AG telah Credit Suisse dengan dana senilai 3 miliar franc Swiss atau setara 3,3 miliar dolar AS.

Baca juga: Unilever Bakal PHK 7.500 Karyawan Secara Global, Ini Alasannya

Pada Agustus tahun lalu, UBS mengumumkan rencananya untuk memangkas satu dari 12 pekerjaan di Swiss dan memangkas biaya lebih dari USD10 miliar.

Program ini berlangsung seiring dengan konsolidasi bisnis Credit Suisse ke dalam UBS. Sebagian besar penghematan biaya UBS akan berasal dari pemangkasan staf dan para analis, yang jumlahnya diperkirakan mencapai 30.000-35.000 pekerjaan secara global.

Mengutip Bloomberg, sebelum merger, UBS dan Credit Suisse masing-masing telah mempekerjakan lebih dari 72.000 dan 50.000 pekerja. (*)

Galih Pratama

Recent Posts

BI Laporkan Uang Beredar Oktober 2024 Melambat jadi Rp9.078,6 Triliun

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat uang beredar (M2) tetap tumbuh. Posisi M2 pada Oktober 2024 tercatat… Read More

17 mins ago

IIF Raih Peringkat Gold Rank pada Ajang Penghargaan ASRRAT

Jakarta - PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) kembali meraih peringkat "Gold Rank" dalam ajang Asia… Read More

38 mins ago

Hyundai New Tucson Mengaspal di RI, Intip Spesifikasi dan Harganya

Jakarta – Menjelang akhir 2024, PT Hyundai Motors Indonesia resmi merilis new Tucson di Indonesia. Sport Utility Vehicle (SUV)… Read More

40 mins ago

Direktur Keuangan Bank DKI Raih Most Popular CFO Awards 2024

Jakarta - Romy Wijayanto, Direktur Keuangan & Strategi Bank DKI menerima penghargaan sebagai Most Popular… Read More

49 mins ago

Wamenkop: Koperasi jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan dan Jeratan Rentenir

Jakarta - Kementerian Koperasi (Kemenkop) menegaskan peran strategis koperasi, khususnya Baitul Maal Wa Tamwil (BMT), dalam… Read More

1 hour ago

Presiden Prabowo Bawa Oleh-oleh Investasi USD8,5 Miliar dari Inggris

Jakarta – Optimisme para pelaku usaha di Inggris terhadap ekonomi di Tanah Air masih solid.… Read More

1 hour ago