Jakarta – Neraca perdagangan Indonesia terus mengalami surplus selama 19 bulan berturut-turut. Hal ini disebabkan oleh nilai ekspor yang selalu lebih tinggi dari impor yang ada.
Presiden Joko Widodo mengungkapkan salah satu alasan dari tingginya nilai ekspor adalah karena keputusan untuk menghentikan ekspor bahan mentah seperti nikel. Pasca keputusan ini, Presiden menyebut terjadi peningkatan signifikan dalam nilai ekspor.
“Saya lihat biasanya hanya US$1 miliar sampai US$2 miliar, kemarin hingga akhir tahun lalu, sudah hampir mencapai US$21 miliar, tepatnya US$20,8 miliar,” ujar Jokowi pada sambutannya secara virtual, Senin, 3 Januari 2022.
Ke depan, pemerintah akan terus fokus pada hilirisasi industri. Larangan ekspor pada barang-barang mineral mentah seperti nikel akan diperluas ke bauksit, timah, dan tembaga.
Dengan demikian, Indonesia akan lebih fokus pada process material yang nantinya akan memberikan nilai tambah bagi ekspor. Sehingga tren surplus neraca perdagangan bisa terus dipertahankan. (*)
Editor: Rezkiana Np
Poin Penting 1,56 juta kendaraan meninggalkan Jabotabek selama H-7 hingga H+1 Natal 2025, naik 16,21… Read More
Poin Penting Sebanyak 36 dari 38 provinsi telah menetapkan UMP 2026, sesuai PP 49/2025 yang… Read More
Poin Penting Pemerintah memastikan formulasi UMP 2026 telah memasukkan indikator ekonomi seperti inflasi, indeks alfa,… Read More
Poin Penting Modal asing masuk Rp3,98 triliun pada 22–23 Desember 2025, dengan beli bersih di… Read More
Poin Penting Harga emas Galeri24, UBS, dan Antam kompak naik pada perdagangan Sabtu, 27 Desember… Read More
Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More